Wednesday, November 12, 2014

Mengapa kampanye penggunaan antibiotik yang rasional tidak hanya ditujukan kepada tenaga medis, tetapi juga kepada masyarakat awam?

Saya dan kawan-kawan masuk ke dalam "dunia" edukasi kesehatan untuk masyarakat sejak hampir 10 tahun silam. Sebagai dokter, kami memutuskan untuk memilih masyarakat awam atau konsumen kesehatan sebagai target edukasi kami, khususnya orangtua. Topik-topik yang kami berikan adalah dasar-dasar ilmu kesehatan yang kami tahu dokter pun diajarkan saat masih duduk di bangku kuliah. Tetapi penyajiannya kami buat agar mudah dipahami mereka yang tidak punya latar belakang medis. Sudah ada guru-guru kami para staf pengajar di fakultas Kedokteran yang mendidik para dokter. Maka harus ada pula yang "mendidik" konsumen kesehatan. Nah, antibiotik adalah salah satu hal yang harus dipahami oleh para konsumen kesehatan. Mengapa? Karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat sudah terjadi di seluruh dunia dan sedemikian kompleksnya, sehingga berbalik mengancam kesehatan manusia. Maka semua elemen harus dilibatkan untuk menangani masalah ini. Tidak hanya penyedia layanan kesehatannya saja, tetapi juga konsumennya.

Ini alasannya mengapa penggunaan yang rasional (tepat indikasi dan kegunaan) harus dipahami oleh masyarakat. Mengajari dokter agar dapat meresepkan antibiotik secara rasional saja tidak cukup, konsumen pun harus diajari. Di sinilah kami mengambil peran. Saling melengkapi.

Dan kampanye ini pun berlangsung di seluruh dunia. Pernyataan berikut saya ambil dari film yang menceritakan bahayanya resistensi antibiotik akibat penggunaannya yang tidak rasional: "Resistance".

"Antibiotics were first massed-produced in the 1940s. Their ability to fight and kill bacteria revolutionized medicine and had profound effects on everything from agriculture to war. After less than 80 years, however, these miracle drugs are failing. Resistant infections kill hundreds of thousands of people around the world each year, and there are now dozens of so-called Superbugs each with its own challenges and costs. How did this happen?"

-resistancethefilm [dot] com

No comments:

Vitamin Penambah Nafsu Makan

“Dok, anak saya susah makan. Ada vitamin penambah nafsu makan buat anak saya?” Ini adalah pertanyaan yang (sejujurnya) saya hindari. Kenapa?...