Apa keluhan tersering yg membuat orangtua membawa anaknya ke dokter? Demam. Ya, kebanyakan kita takut dengan yg namanya DEMAM. Takut kejang alias "step" lah, takut "kenapa-kenapa" dengan anaknya (anyway, apa pula kenapa-kenapa itu, harus didefinisikan, hehe), takut Demam Berdarah, dsb.
Ini fakta yg harus diketahui tentang demam:
Segala sesuatu diciptakan dg tujuan, termasuk demam. Nah, demam salah satunya diciptakan sbg respon tubuh menghadapi serangan kuman (virus/bakteri). Sel-sel darah putih selaku tentara pertahanan tubuh kita bekerja optimal pd suhu demam.
Kesimpulannya: DEMAM itu BAIK.
Lalu, apa saja mitos yg sering dibahas ttg demam?
1. Mitos: makin tinggi suhu badan, maka makin berat penyakitnya
Fakta: tidak, belum tentu. Tingginya derajat suhu tidak menggambarkan beratnya penyakit. Bisa saja demamnya tidak tinggi tapi anaknya ternyata kena meningitis lalu meninggal, dan sangat mungkin demamnya tinggi tapi anak hanya kena common cold alias batuk pilek yg sembuh sendiri.
2. Mitos: makin tinggi suhu badan meningkatkan risiko kejang demam.
Fakta: tidak. Kejang demam hanya terjadi pada mereka yg scr genetik mempunyai "gen kejang" dlm dirinya (meskipun kadang tidak dapat diprediksi). Kejang demam hanya terjadi pada 4 dari 100 anak. Bisa saja seorang anak cenderung demam sampai 40-41 derajat selsius tapi seumur umur tidak pernah kejang, dan sangat mungkin seorang anak mengalami kejang dg suhu hanya 38-an karena mempunyai "bakat" kejang.
Toh kejang demam tidak merusak otak.
3. Mitos: demam yg berlangsung lebih dr 3 hari berarti butuh antibiotik.
Fakta: kita sudah pelajari bhw antibiotik HANYA diberikan pd infeksi bakteri. Infeksi virus bisa berlangsung sampai lebih dr 3 hari, bahkan 7 hari dan tentunya tidak butuh antibiotik.
4. Mitos: demam lebih dari 72 jam atau 3 hari harus dibawa ke dokter.
Fakta: demam lebih dr 3 hari yg dibawa ke dokter adalah yg tidak jelas gejala-gejala penyerta lainnya. Misalnya tidak ada batuk pilek, anak cenderung lemah terus menerus. Makanya orangtua harus mempelajari prinsip prinsip penyakit langganan anak.
5. Mitos: pemberian obat penurun panas dapat mencegah kejang demam. Makanya bila suhu di atas 38 harus segera memberikan penurun panas.
Fakta: sayangnya tidak. Pemberian obat penurun panas tidak dapat mencegah kejang demam pd mereka yg "berbakat" mengalaminya. Bahkan terlalu mudah memberi penurun panas pd anak demam yg tidak rewel berarti mengurangi kesempatan tubuh utk memerangi sendiri penyakitnya. Sakit justri berpotensi menjadi lebih lama.
Pemberian obat penurun panas hanya bila anak rewel saja, ketika demam.
Masih ada mitos lain seputar demam?
Tuesday, April 15, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Apakah Vaksin tak Berlabel Halal Sama dengan Haram?
(tulisan ini pernah dimuat di Republika Online 30 Juli 2018) "Saya dan istri sudah sepakat sejak awal untuk tidak melakukan imunisasi...
-
Pernah menjumpai bercak kemerahan, cenderung berwarna oranye (merah-)?bata) di popok bayi Anda? Bahkan muncul berulang kali! 😱 Normalkah ha...
-
Ternyata tidak pada sebagian besar kasus. Infeksi jamur penyebab sariawan terjadi pada anak-anak dengan daya tahan tubuh menurun, seperti m...
-
Topik ini sepertinya sudah lebih dari sekali saya bahas, dalam thread yang berbeda. Tapi tak apalah, karena masih banyak yang bingung juga. ...
2 comments:
Dok, jika pemberian obat penurun demam hanya jika anak rewel /jika panas tinggi sj , demam ny gk slesai2 donk? Demam,rewel, obat,demam turun,demam tingi lagi,rewel, obat lagi... berulang2 terus apakah tidak berbahaya?
siang dok. salam kenal dgn Isa Pontianak. anak saya umur 1 tahun, awalnya 1 bulan yg lalu positif DBD, kemudian opname. setelah keluar dari RS, anak sakit lg batuk dan pilek, yg disertai panas tinggi. kemudian timbul bercak merah diseluruh tubuhnya, kata dokter terkena sakit campak. jd sampai skrg masih proses penyembuhan, sakit campak dan batuknya. mohon solusi dari bpk...trims.
Post a Comment