Bakteri
menghuni tubuh kita sejak beberapa saat kita terlahir ke dunia. Bayi yg
lahir secara spontan (persalinan normal), melewati vagina sang ibu yang
pastinya penuh dengan bakteri. Bayi yg dilahirkan dengan operasi sesar
pun, ketika didekapkan ke dada ibunya atau dilakukan inisiasi menyusu
dini (IMD), segera "berkenalan" dengan bakteri-bakteri baik penghuni
kulit ibu, dan terjadilah perpindahan ke tubuh bayi.
Bayi yg awalnya berada di dalam lingkungan steril di dalam rahim ibu,
segera pindah ke dunia yg penuh dengan kuman tak terhingga.
Pastilah ini diciptakan Sang Pencipta dengan maksud.
Pada saat bayi berusia 7 hari, milyaran bakteri menjadi penghuni tetap
hidung, mulut, kulit, dan ususnya. Apakah kemudian bayi menjadi sakit
karenanya?
Kini diketahui bahwa tubub manusia adalah HUMAN
MICROBIOME. Apa maksudnya? Ada kurang lebih 10 trilyun sel yg menyusun
tubuh manusia, tetapi ada 100 trilyun bakteri yang menghuni tubuh kita!
Tubuh manusia lebih merupakan kumpulan bakteri dibandingkan kumpulan
sel. Lalu apakah kita menjadi sakit setiap waktu? Tentu saja tidak.
Lalu apakah penggunaan antibiotik berlebihan dan tidak pada tempatnya
(digunakan utk infeksi virus) tidak berpotensi membunuh bakteri baik
penghuni tubuh kita? Keseimbangan pun akan terganggu dan prinsip
survival of the fittest akan membuat bakteri baik bertanya: mengapa kami
dimusnahkan?
Lebih jauh lagi, SUPERBUG alias bakteri resisten antibiotik juga ikut tercipta. Masa depan umat manusia ikut terancam...
Sekarang..mari
kita bicara tentang virus. Sebagian besar ilmuwan sepakat bahwa virus
bukanlah makhluk hidup. Virus "hanyalah" rangkaian materi genetik
DNA/RNA yg dibungkus dengan protein dan polisakarida, yang HANYA bisa
hidup di dalam makhluk hidup lainnya.
Jumlah virus di muka bumi
amat sangat tak terhingga banyaknya. Virus ada di mana-mana. Tanpa
disadari, setiap saat manusia menghirup dan menelan milyaran virus. Tapi apakah manusia menjadi sakit setiap waktu? Lagi-lagi tidak.
Virus menginfeksi tidak hanya manusia, tapi seluruh makhluk hidup di
bumi. Bakteri pun diinfeksi oleh virus (virus yg menginfeksi bakteri
dinamakan bakteriofag). Jumlah bakteriofag yg ada di lautan (saja),
diperkirakan sebanyak 10 pangkat 30 (hitung sendiri ya..). Bila
direntangkan rangkaian kepala sampai ekor bakteriofag ini, panjangnya
(kalau tidak salah) sekitar 200 tahun cahaya. Ya, tak terbayangkan, jika
kita masih ingat seberapa cepatnya kecepatan cahaya. Silakan buka www.virology.ws
bila ingin mempelajari betapa luar biasanya virus. Profesor Vincent
Racaniello dkk dari Columbia University menjelaskannya dengan mudah.
Kita sudah mengetahui bahwa mayoritas bakteri yang tinggal bersama kita
tidak membahayakan, bahkan menguntungkan. Bakteri penghuni usus besar
misalnya, membantu pencernaan kita setiap waktu dan berperan dalam
pembentukan vitamin K.
Virus diketahui sebagai penyebab
tersering penyakit infeksi pada manusia, termasuk anak. Jauh lebih
sering dibandingkan dengan infeksi bakteri. Anak-anak adalah kelompok yg
sangat sering sakit akibat infeksi virus. Sebagai contoh, dalam setahun
seorang anak dapat mengalami 10-12 kali episode selesma (common cold).
Apa artinya? Sebulan sekali! Apakah tiap bulan anak kena batuk pilek
harus diberikan obat? Apakah tiap bulan kena batuk pilek anak harus
dibawa ke dokter? Tentunya tidak. Sebutlah nama-nama seperti respiratory
syncytial virus, influenza virus, parainfluenza virus, rinovirus, dan
adenovirus sebagai penyebab tersering infeksi saluran napas pada anak.
Total ada sekitar 200 strain virus yg bisa membuat common cold.
Inilah kabar buruk dan kabar baik tentang virus. Kabar buruknya adalah:
biasanya hampir tidak ada obat yg dapat menyembuhkan infeksi virus
lebih cepat. Kabar baiknya: sebagian besar infeksi virus biasanya sembuh
sendiri tanpa obat-obatan.
Antibiotik tidak dapat membunuh
virus, sehingga pastinya tidak membantu sama sekali membuat anak dengan
infeksi virus sembuh lebih cepat.
Saya
ingin bercerita sedikit pengalaman bertemu seorang ibu kemarin. Ia
membawa anaknya yg berusia 16 bulan dengan riwayat 2x kejang demam, dan
mendatangi saya untuk meminta pemeriksaan lengkap anaknya dan beberapa
pertanyaan mengenai kejang demam.
Pertanyaan pertama saya adalah: "apa saja yang sudah Ibu baca mengenai kejang demam?" Anaknya sudah 2x mengalami kejang demam, dan...unfortunately..dirawat.
"Belum baca, Dok". Jujur, jawabannya mengejutkan saya. Saya sangat
berharap ia sudah belajar tentang kejang demam dan siap mendiskusikannya
dengan saya.
Tapi tidak apa-apa. Ini kesempatan bagi saya untuk
menyampaikan beberapa poin penting tentang kejang demam dan
memberikannya beberapa "PR" bacaan yang harus diselesaikannya di rumah.
Semua ini demi kebaikan anaknya, menurut saya.
Buat Ibu yang
ternyata membaca tulisan saya ini, mohon maaf bila saya share di sini
untuk dijadikan bahan pelajaran. Mohon diijinkan.
Apa pelajaran
yg bisa diambil? Ya...lagi-lagi orangtua adalah sosok terpenting
pemegang kesehatan anaknya. Dokter hanya sesekali bertemu di ruang
praktik, dan maaf, belum tentu dapat diandalkan (kan hanya bertemu saat
itu saja). So..belajar terus ya. Sekarang saya tambah satu PR lagi:
kuasai demam dan kejang demam.
Kita berlanjut.. Saya sampaikan
beberapa kondisi yang seringkali tertukar: infeksi virus atau bakteri
ya? Ini saya ambil dr buku Breaking the Antibiotic Habit-nya Paul Offit.
Ia dokter anak dan profesor di bidang penyakit infeksi di AS, jadu
jenis penyakitnya sebagian mungkin lebih cocok untuk konteks AS.
1. Virus yang menyebabkan produksi CAIRAN di telinga, disalahartikan
dengan bakteri yg menyebabkan INFEKSI TELINGA (otitis media).
2. Virus yang menyebabkan NYERI TENGGOROKAN, disalahartikan dengan bakteri yg menyebabkan STREP THROAT.
3. Virus yang menyebakan ingus hijau/kuning kental dari hidung (COMMON
COLD), disalahartikan dengan bakteri yg menyebabkan SINUSITIS.
4. Virus yg menyebabkan batuk yg terdengar "berat" (BRONKITIS), disalahartikan dengan bakteri yg menyebabkan PNEUMONIA.
Sekarang saya bahas dalam konteks Indonesia. Saya mohon maaf sebelumnya
bila ada yg tidak berkenan. Ini berdasarkan pengamatan subjektif saya
di lapangan.
1. Dokter belum tentu rutin melakukan pemeriksaan
telinga anak dengan otoskop. Padahal ini adalah pemeriksaan rutin. Jadi
bagaimana diagnosis infeksi telinga dibuat tanpa pemeriksaan menggunakan
otoskop? Lebih-lebih yg langsung meresepkan antibiotik hanya
berdasarkan keluhan subjektif seorang balita.
Hey, tolong ingatkan saya juga ya, bila saya lupa melakukan pemeriksaan telinga anak Anda.
2. Diagnosis "radang tenggorok" adalah salah satu yg tersering dibuat
oleh dokter di sini, kemudian diresepkanlah antibiotik. Padahal radang
tenggorokan bukanlah diagnosis medis. Antibiotik hanya diberikan pada
strep throat, bukan radang tenggorok akibat virus.
Nambah lagi: PR baca ttg strep throat ya.
3. Kalau ingus sudah berubah warna dan menjadi kental, berarti karena
infeksi bakteri dong? Antibiotik dong.. Hehe ini lagi-lagi adlh salah
kaprah tersering. Sudah saya jelaskan di video saya di youtube ya.
Diagnosis sinusitis pun hanya dibuat pada anak besar, jarang sekali pd
balita.
4. Jujur, saya jarang buat diagnosis bronkitis (karena
kekurangmampuan saya secara klinis untuk membuat diagnosis ini). Tapi
toh karena virus yg akan sembuh sendiri kan.. Yg penting, PR lagi:
belajar ttg pneumonia. Kapan anak dicurigai pneumonia sehingga
dipikirkan antibiotik? Tentunya ada gejala sesak napas.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Apakah Vaksin tak Berlabel Halal Sama dengan Haram?
(tulisan ini pernah dimuat di Republika Online 30 Juli 2018) "Saya dan istri sudah sepakat sejak awal untuk tidak melakukan imunisasi...
-
Pernah menjumpai bercak kemerahan, cenderung berwarna oranye (merah-)?bata) di popok bayi Anda? Bahkan muncul berulang kali! 😱 Normalkah ha...
-
Topik ini sepertinya sudah lebih dari sekali saya bahas, dalam thread yang berbeda. Tapi tak apalah, karena masih banyak yang bingung juga. ...
-
Ternyata tidak pada sebagian besar kasus. Infeksi jamur penyebab sariawan terjadi pada anak-anak dengan daya tahan tubuh menurun, seperti m...
5 comments:
sebuah pelajaran berharga bagi saya yang hanya mengerti tentang virus komputer
Great dok, dokter praktek dimana?
Great dok, dokter praktek dimana?
Sepaham.....
Coba dokter ada ditegal, dimana yavada yang seperti dokter di tegal ..
Post a Comment