Posting tadi pagi tentang baby acne dan milia ternyata memunculkan beberapa pertanyaan terkait alergi.
Ternyata sulit ya membedakan kedua hal yang wajar itu pada bayi dengan
alergi? Atau dalam pengalaman sehari-hari, tidak sedikit yang
didiagnosis dokter sebagai alergi. Alergi itu sangat luas. Dan ada satu
alergi yang secara spesifik saya tangkap dari semua komentar: alergi
makanan. Lebih spesifik lagi: alergi susu. Hmmm, ternyata kurang
spesifik: alergi protein susu sapi!
Yaa, alergi makanan itu sangat luas. Bagaimana mendiagnosisnya? Dengan
"skin test" (Prick) alias uji kulit? Atau pemeriksaan darah (kadar IgE
RAST)? Ternyata jawabannya adalah: kedua tes tersebut bukanlah uji yang
paling akurat untuk menentukan diagnosis alergi makanan! Lalu apa tes
alergi terbaik? Ialah uji "eliminasi-provokasi". Apa maksudnya? Ketika
seorang anak "dieliminasi" makanan yang dicurigai mencetuskan alergi
(misalnya saja makanan yang mengandung protein susu sapi) maka
gejala-gejala yang nampak hilang. Dan ketika "diprovokasi" dengan bahan
makanan serupa, maka gejala-gejalanya muncul kembali.
Ada
beberapa artikel yang saya "capture" di bawah (ada di Facebook saya). Salah satunya menjelaskan
bahwa anak-anak yang sudah didiagnosis alergi berdasarkan pemeriksaan
laboratorium ataupun tes kulit, ketika dilakukan "eliminasi-provokasi",
ternyata hasilnya berbeda. Anak tidak menunjukkan adanya alergi makanan.
Fakta ini lalu memunculkan beberapa penelitian yang menyimpulkan:
kemungkinan sudah terjadi overdiagnosis alergi pada anak.
(Lebih
detil lagi harus dijelaskan perbedaan alergi yang IgE-mediated dan
non-IgE-mediated, tapi saya putuskan untuk tidak saya bahas sekarang)
Lalu bagaimana jika alergi makanan ini bermanifestasi di kulit sebagai
dermatitis atopi? Ingat, reaksi alergi makanan tidak "melulu" di kulit,
tetapi bisa di saluran cerna (diare, muntah, BAB bercampur darah) dan
saluran napas (ini salah satu yang paling ditakutkan: sesak napas!).
Bagaimana membedakannya dengan baby acne dan milia yang sudah dibahas?
Nama lain dermatitis adalah eksim/eksema. Penyebab dermatitis atopi seringkali tidak diketahui, dan
ini dapat menyulitkan, karena prinsip terpenting penanganan alergi
adalah: hindari pencetusnya. Bagaimana pencetus dapat dihindari, jika
dikenali pun tidak? Dalam banyak kasus, alergi makanan adalah tersangka
utamanya. Sehingga orangtua memantang banyak jenis makanan bagi anaknya.
Meskipun pada akhirnya disimpulkan alergi makanan ternyata bukan
pencetus dermatitis atopinya.
Bagaimana membedakan dengan baby acne dan milia? Dermatitis atopi dapat
terjadi di banyak lokasi, mulai dari wajah, lengan, tungkai, sampai
perut dan punggung. Usia termuda adalah beberapa minggu sejak lahir.
Jarang dipikirkan muncul sejak baru lahir. Dermatitis atopi juga
cenderung gatal, sehingga pada anak yang lebih besar akan terlihat
menggaruk.
Prinsip penanganan nomor 1 adalah sebisa mungkin
mencari pencetusnya. Lalu pelembab dapat diberikan pada kulit yang
kering, lokasi mudah terjadi dermatitis. Pada kondisi meradang dan
membuat gatal, krim steroid dapat diberikan, misalnya hidrokotison. Anak
yang senantiasa menggaruk dan berpotensi menjadi luka boleh diberikan
antihistamin minum. Penanganan lain bisa dibaca di situs-situs kesehatan
terpercaya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Apakah Vaksin tak Berlabel Halal Sama dengan Haram?
(tulisan ini pernah dimuat di Republika Online 30 Juli 2018) "Saya dan istri sudah sepakat sejak awal untuk tidak melakukan imunisasi...
-
Pernah menjumpai bercak kemerahan, cenderung berwarna oranye (merah-)?bata) di popok bayi Anda? Bahkan muncul berulang kali! 😱 Normalkah ha...
-
Topik ini sepertinya sudah lebih dari sekali saya bahas, dalam thread yang berbeda. Tapi tak apalah, karena masih banyak yang bingung juga. ...
-
Ternyata tidak pada sebagian besar kasus. Infeksi jamur penyebab sariawan terjadi pada anak-anak dengan daya tahan tubuh menurun, seperti m...
1 comment:
Assalamualaikum. Dok, saya mau bertanya. Anak saya umur 2 tahun mengalami alergi berupa dermatitis atopi, gatal pada kulit, dan bintitan dimatanya. Oleh dokter diresepkan obat xyzal yg katanya untuk mencegah supaya alerginya tidak berkembang menjadi asma. Tapi saya jadi ragu untuk meminumkannya kepada anak saya karena setelah saya baca petunjuk pemakaian obatnya, obat ini digunakan untuk umur 6 tahun keatas.
Yang mau saya tanyakan perlukah saya berikan obat itu untuk anak saya dok? Betulkah kalau tidak minum obat xyzal ini, alergi anak saya bisa berkembang menjadi asma? Terima kasih sebelumnya dok.. :)
Post a Comment