![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDwHXPCv1T01bt76yHMpT-ODRajAB9g4idIkvrxNyrbH8Tzv0rsxE9zPUDLk35ocp9lgjLmrKs2qySpggmhD9mM9ykk5e7u8EYuOnMcmVkA9-JCZ5LqsYFLgkJ4I1_1Ar55URj/s320/67471242_966123107161330_3395689491694878720_n.jpg)
Kali ini saya tidak membahas apa itu dermatitis atopi, penyebab dan terapi secara detil (silakan baca-baca sendiri ya. Di buku saya juga ada). Tapi hanya menjawab pertanyaan di atas. Daaannn... seperti yang Anda bisa baca di beberapa jurnal yang saya sertakan screenshot-nya di feed ini: BELUM ada bukti ilmiah yang cukup kuat, yang mendukung perlunya pemberian probiotik pada dermatitis atopi.
Saya menampilkan sumber dari @cochraneorg yang dianggap seperti “shahih Bukhari-Muslim” dalam ilmu kedokteran berbasis bukti (EBM) (maafkan kalau analogi saya tidak tepat, hanya berusaha menyederhanakan), karena menampilkan meta-analisis, yang merupakan level tertinggi dalam #evidencebasedmedicine. Begitu juga jurnal dari Frontiers in Microbiology yang menampilkan systematic review, yang kesimpulannya juga serupa. Gambar terakhir juga mencoba menjelaskan dengan lebih mudah.
Maka, sudah jelas ya kesimpulannya 😉
1 comment:
Dokter, kalo ada bercak putih di alis dan batang hidung bagaimana dok cara menghilangkannya?
Post a Comment