MITOS #1: Flek paru sama dengan #TB. Faktanya: tidak ada diagnosis yg namanya flek paru! Harus tegas dlm mendiagnosis. TB atau bukan TB?
Tidak jarang sy ketemu orangtua yg anaknya didiagnosis "flek paru", tapi dapatnya obat #TB selama 6 bulan! Ketika sy tanya: diagnosisnya?
Orangtua menjawab: "flek paru, kata dokternya."
"Nggak dibilang #TB? Karena ini obat TB," kata saya.
"Anak sy TB, Dok?" malah ortu bingung.
Inilah pentingnya "kejujuran" dlm memberitahu diagnosis: #TB atau bukan? Jangan khawatir orangtua jd merasa buruk dg "stigma vonis" TB.
Justru dg keterusterangan diagnosis, orangtua jd tahu harus patuh minum obat (jika memang benar #TB) atau second opinion bila ragu diagnosis.
MITOS #2: anak yg tidur di depan kipas angin atau di lantai berisiko kena #TB. Faktanya: hehehe tentu saja tidak. Apa penyebab TB?
#TB disebabkan oleh masuknya bakteri Mycobacterium tuberculosis ke dlm saluran napas anak, bukan dari kipas angin Jd TB adlh Infeksi bakteri
Yg dapat menularkan #TB adlh org dewasa yg membatukkan kuman. Jd kalo ada anak didiagnosis TB, HARUS DICARI siapa dewasa penularnya!
MITOS #3: anak yg batuk >2 minggu dicurigai #TB. Faktanya: batuk bukanlah gejala utama TB pd anak. Beda dg dewasa yg gejala utamanya batuk
Inilah keluhan yg membuat orangtua tidak jarang ke dokter dan minta anaknya langsung dironsen. Padahal belum tentu perlu! #TB.
#TB pd anak lebih sulit didiagnosis, krn tdk ada gejala khas. Utk itu dibuatlah sistem skoring yg menggabungkan gejala, ronsen, dan Mantoux.
Batuk lama pd anak justru sering disebabkan oleh kasus ringan seperti commoncold berulang yg akan sembuh sendiri. Atau asma dan alergi. #TB.
Maka faktor kecurigaan terbesar #TB pd anak adlh: apakah tinggal 1 rumah dg dewasa penderita TB? Bila tidak, jd ragu memang.
Kecuali pd kasus #TB berat seperti meningitis (radang selaput otak), TB milier (kerusakan paru luas), dan spondilitis (tulang belakang).
MITOS #4: anak2 yg berat badannya kurang dan kurus harus dites Mantoux utk deteksi #TB. Faktanya: hehehe, gimana yg kurus bawaan genetik ya?
Berat badan kurang bisa saja dianggap salah satu gejala #TB pd anak, tapi yg sesungguhnya dimaksud adlh gagal tumbuh (failure to thrive).
Di dlm sistem skoring #TB pd anak, berat yg dianggap bermakna adlh gizi buruk. Nilainya pun tidak sebesar adanya kontak dewasa dan Mantoux +.
Untuk itu, sudah bukan saatnya lg "memvonis" anak2 yg tidak gemuk, susah makan dan batuk2 sbg curiga #TB dam harus dironsen dan tes Mantoux.
MITOS #5: Gambaran foto ronsen yg banyak "flek" alias bercak putihnya dicurigai #TB. Faktanya: sudah dijelaskan di twit sebelumnya, Bahwa ronsen dada yg sugestif #TB sekalipun (kecuali TB milier ya), nilainya cuma 1 dlm sistem skoring TB pd anak.
Anak yg sedang batuk pilek alias selesma biasa, ketika dironsen dadanya, bisa lebih "ramai" gambarannya dibandingkan yg sakit TB beneran.
Untuk itu gambaran ronsen tidak terlalu jadi andalan, kecuali #TB milier yg jarang pd anak, tidak seperti dewasa (menambahkan cek dahak).
MITOS #6: anak yg batuk2 > 2 minggu, BB susah naik, dan banyak berKERINGAT MALAM dicurigai #TB. Faktor: kalau pd dewasa, bisa jd curiga TB.
Tapi pd anak: tentu beda. Lihat saja sistem skoring #TB anak: keringat malam tidak dimasukkan ke dalamnya. Mengapa anak banyak berkeringat?
Salah satunya adlh meningkatnya kadar hormon pertumbuhan (growth hormone) khususnya malam hari, shg bbrp anak banyak berkeringat malam.
MITOS #7: pembesaran kelenjar getah bening (KGB) leher pd anak mengarah pd kecurigaan
MITOS #8: apabila ada anak balita tetangga yg diketahui minum obat #TB (berarti sakit kan ya?), hati-hati ia dapat menularkan ke anak kita!
Faktanya: anak-anak, apalagi balita tidak dapat menularkan #TB ke orang lain. Mengapa? (1) anak2 belum pandai membatukkan dahak.
(2) kalaupun dahak dapat dikeluarkan, jumlah kuman di dlm dahaknya sangat sedikit, karena lokasi kuman yg tidak dekat dg reseptor batuk.
Jadi kalau cari sumber kuman #TB, carilah pd orang dewasa, bukan anak2.
(Di sisi lain belum tentu anak yg minum obat itu positif TB, bukan?)
Diambil dari Twitter