Wednesday, November 12, 2014

Anak diare tidak boleh makan sayur? Kapan harus pakai antibiotik?

Benarkah bila anak diare tidak boleh makan sayur dan susunya harus diencerkan?

Beberapa hari terakhir kasus diare lebih sering saya jumpai di poliklinik. Di IGD dan ruang rawat pun, rasanya tiada hari tanpa diare. Bila seluruh orangtua yang datang membawa anaknya yang diare dan ditanyakan: apa yang paling mereka inginkan, jawaban utamanya kemungkinan cuma satu: agar diarenya cepat mampet! Bagaimana cara mempercepat penyembuhan pada diare? Jujur, saya tidak tahu jawabannya. Jadi apabila orangtua bertanya pada saya: apa obatnya agar diare cepat berhenti? Maka jawab saya: tidak tahu.

Diare atau mencret alias muntaber (muntah dan berak-berak) adalah ketika konsistensi tinja lebih cair dan lebih banyak air dibandingkan dengan ampasnya. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari infeksi, keracunan makanan, alergi makanan, hingga intoleransi laktosa. Jadi tidak semua penyebab diare adalah sama. Tetapi, PENYEBAB TERSERING diare pada anak adalah INFEKSI VIRUS.

Apa saja hal-hal yang harus orangtua kenali dari diare?

1. Pada hakekatnya, diare (dengan atau tanpa muntah) adalah upaya tubuh untuk mengeluarkan hal-hal yang seharusnya tidak masuk ke dalam tubuh, misalnya virus dan bakteri. Ini pula mungkin sebabnya tidak ada obat yang efektif menghentikan diare, dan memang diare tidak perlu distop! Karena diare adalah bentuk pertahanan tubuh mengeluarkan kuman. TETAPI, dalam proses mengeluarkan kuman inilah anak dapat mengalami DEHIDRASI alias kekurangan cairan tubuh, bahkan bisa berujung pada kematian. Maka, pada diare, hal TERPENTING adalah mencegah dan mengatasi dehidrasi. Bukan menyetop diare atau muntahnya. Caranya: ya kasih minum, minum, dan minum. Bila tidak terkejar dari minum dan anak sangat sulit diberi minum, pemberian cairan lewat selang lambung (NGT) dan infus mungkin diperlukan.

2. Bolehkah memberi obat penghenti diare pada anak, semisal: kaolin dan pektin, atapulgit, dihidrosmektin, dan loperamid? Jawabannya: mulai dari tidak perlu (karena tidak bermanfaat) sampai tidak boleh (karena efek samping yang membahayakan). Lalu apa obatnya? Cairan, utamanya larutan gula-garam semisal oralit dan cairan rehidrasi oral (CRO) lain yang ujung-ujungnya berakhiran "lyte". Bukankah anak tidak suka karena rasanya aneh? Ya berikan sedikit-sedikit dengan sendok. Tidak suka juga! Perbanyak terus minumnya, yang masih dapat ASI diteruskan ASI-nya.
Tapi anaknya tidak mau makan karena muntah dan mual? Kalaupun menolak makanan sesuap pun, perbanyak terus minumnya. Karena anak yang dehidrasi cenderung lebih haus. Kecuali dehidrasi berat yang sudah sulit minum dan harus dirawat di RS.
Perlukah pemberian probiotik? Sampai saat ini, selain CRO, terapi yang direkomendasikan oleh WHO adalah suplementasi zinc (seng) untuk diare akut. Probiotik belum masuk rekomendasi WHO untuk pengobatan diare akut yang utamanya disebabkan oleh infeksi virus. Probiotik mungkin bermanfaat untuk diare yang disebabkan oleh pemberian antibiotik (antibiotic associated diarrhea).

2. Kata nenek, kalau diare tidak boleh makan sayur. Dan kalau minum susu harus diganti dg yang low lactose milk (LLM) atau free lactose (FL). Kalau masih diberikan susu dan sayurnya diteruskan, maka diarenya berkepanjangan. Padahal anaknya maunya minum susu dan masih mau makan sayur.

Ada yang pernah dengar pernyataan di atas?


Jadi... kalau anak sedang diare itu... tetap boleh diberikan makan sayur dan diteruskan pemberian susunya.

Loh, bukannya nanti tambah mencret? Ingat, di awal posting sebelumnya, saya sampaikan bahwa mayoritas diare akut pada anak disebabkan oleh infeksi virus, bukan intoleransi laktosa atau malabsorpsi karbohidrat/lemak/protein. Bahasan tentang intoleransi, malabsorpsi, dan alergi makanan tidak saya sampaikan di sini, secara umum diarenya melanjut (bukan akut).

Perhatikan, pada anak yang diare, bukan sekedar risiko dehidrasi yang terjadi, tetapi juga malnutrisi (kekurangan zat gizi). Kita perhatikan anak-anak yang diare susah sekali makannya. Bisa karena mual, atau nafsu makan memang turun. Apabila anak-anak ini sudah susah makan/minum dan masih ditambah adanya pantangan makan dari orangtua, bayangkan makin sedikit nutrisi yang mereka dapatkan. Maunya makan nasi, dipaksa makan bubur. Maunya minum susu dan tidak mau air putih, dilarang minum susu. Maunya makan sayur dan sop, dipantang. Jadi, ubahlah paradigma lama ini.
Tentu halnya berbeda ya bila anaknya diare karena intoleransi laktosa. Tapi ciri-cirinya kan beda dengan diare akibat rotavirus.


Kapan diare diberikan antibiotik?

Salah satu yg kadang membuat saya sedih adalah beberapa kali saya mendapatkan anak yang mengalami diare akut, apapun penyebabnya, langsung diresepkan antibiotik oleh dokter. Biasanya jenisnya cotrimoksasol.

Apa kira-kira alasannya?

Perlu ditegaskan lagi bahwa mayoritas diare akut pada anak (dewasa sebenarnya juga kurang lebih sama) yang disebabkan oleh infeksi adalah karena infeksi virus, bukan bakteri. Mayoritas penyebab diare akut pada anak adalah rotavirus, dan sebagian kecil lain seperti norovirus dan adenovirus. Tentunya antibiotik tidak diperlukan. Justru pemberian antibiotik pada diare akibat infeksi virus dapat mematikan bakteri baik di dalam usus besar kita.

Analogi yang diajarkan guru saya adalah: antibiotiknya masuk dan mencari-cari mana bakteri yang bisa dibunuh? Eh, ketemunya bakteri baik. Jadi dibunuhlah si bakteri baik ini dan yang terjadi adalah: diare berkepanjangan. Maka dikenal istilah: antibiotic associated diarrhea (AAD).

Tubuh kita ternyata adalab kebun binatang raksasa. Jumlah bakteri baik penghuni tubuh kita bahkan lebih banyak 10 kali lipat dari jumlah sel penyusun tubuh! Ilmuwan menyebutnya sebagai HUMAN MICROBIOME. Dan sebagian besar bakteri baik penghuni tubuh kita ini bersemayam di usus.

Allah memang menciptakan segala sesuatu dengan tujuan. Termasuk kenapa bakteri baik ini harus ada. Kita sudah belajar biologi sejak SMP dan tahu bakteri Eschericia coli penghuni usus kita ini berfungsi membantu produksi vitamin K dan menjaga pencernaan tetap sehat.

Lalu bagaimana mengetahui diarenya karena infeksi bakteri, bukan infeksi virus?


(bersambung?)

5 comments:

Unknown said...

Dokter saya mau nanya. Anak saya baru 2 bln. Bnyak ruam di pipi dan kulit lengannya klo diraba kasar dan kering. Udah ke dr. Anak cma dikasih lactacyd aja. Tpi sampe sekarang blm ada perubahan. Kira2 obatx apa ya dok. Soalnya kasian tidurnya gag nyenyak. Garuk2 trus bahkan sampw matax bengkak saking seringx digaruk.

Unknown said...

thanks buat infonya gan,, sangat bermanfaat sekali..

http://goo.gl/ANZCYq

acemaxs31 said...

mantap dah artikelnya
http://acemaxs31.com/obat-diare-alami/

Unknown said...

Saya mau tanya nih Dok anak saya baru berusia 2 bulan kurang .. nah akhir akhir ini kok BABnya sering ya Dok bisa sehari 7 kali kadang lebih Dok dan itu sekali keluar bisa banyak Dok..
Bayi normal BAB nya berapa kali Dok?
Ini dari jam 12 malam saya hitung sudah 5 kali Dok..
Apakah bisa mempengaruhi berat bayi Dok?
Dan apakah harus minum obat Dok? Mohon penjelasannya.. Terimakasih

Unknown said...

Ini berarti klok diare g usa d kasih obat y dok. Cukup d berikan minum aja dok?

Apakah Vaksin tak Berlabel Halal Sama dengan Haram?

 (tulisan ini pernah dimuat di Republika Online 30 Juli 2018) "Saya dan istri sudah sepakat sejak awal untuk tidak melakukan imunisasi...