Semua orangtua pernah mendapatkan anaknya mengalami selesma alias batuk pilek. Mayoritas berakhir dalam waktu yang tidak lama, sekitar semingguan. Tapi sebagian lainnya bertahan hingga berminggu-minggu, bahkan melampaui angka 1 bulan. Orangtua yang awalnya paham bahwa selesma dibiarkan saja dan akan sembuh dengan sendirinya, tidak perlu minum obat apapun, toh infeksi virus yang ringan, menjadi khawatir. Apalagi kata orang, batuk yang dibiarkan lama bisa jadi "paru-paru basah", flek, pneumonia, dan bronkitis.
Mulailah mereka membawa anaknya ke dokter. Sebagian khawatir akan kemungkinan TB, sehingga dilakukan foto ronsen dan tes Mantoux. Sebagian lagi curiga alergi atau asma, maka diberikanlah obat-obatan asma dan alergi. Masih tak kunjung sembuh juga. TB bukan, alergi bukan, asma juga tidak. Lalu apa? Infeksi virus ping-pong ternyata. Ya, awalnya si anak sakit, lalu bapak-ibunya tertular, lalu di sekolah teman-temannya juga sakit. Lengkap sudah.
"Ibu mau anaknya sembuh? Gampang Bu. Ibu taruh anaknya di suatu tempat yang tidak ada orang lain yang sakit batuk-pilek juga. Satu minggu aja. Nanti juga insya Allah sembuh sendiri." Kata dokter sambil tersenyum.
Ujung-ujungnya pasti orangtua bertanya, "Lalu apa obatnya??"
"Sabar," jawab dokter. "Obatnya adalah: sabar menunggu anak sembuh sendiri. Toh ini infeksi virus ringan yang hilang seiring waktu. Tapi ya harus sabar. Karena banyak orang di sekelilingnya yang sakit serupa dan bolak-balik menularkan."
"Sabar," jawab dokter. "Obatnya adalah: sabar menunggu anak sembuh sendiri. Toh ini infeksi virus ringan yang hilang seiring waktu. Tapi ya harus sabar. Karena banyak orang di sekelilingnya yang sakit serupa dan bolak-balik menularkan."
Satu lagi. Anak seringkali mengalami demam saat selesma. Suhunya bisa mencapai 40 derajat selsius. Ia menjadi rewel. Sudah diberi obat penurun panas, hanya turun sedikit jadi 38,5. Itupun kalau mau diminum obatnya. Banyak yang langsung muntah saat ia dipaksa orangtuanya minum parasetamol. Makin stres si ayah-ibu. Semalaman tidak tidur. Maunya digendong saja. Ditaruh sebentar di kasur, langsung nangis lagi. Hidungnya mampet. Batuknya grok-grok.
"Jadi saya harus kasih obat apa?" tanya orangtua lagi.
"Anaknya nyaman dan anteng kalau digendong kan?" tanya dokter.
"Iya...."
"Ya itu obatnya: gendong!"
"Anaknya nyaman dan anteng kalau digendong kan?" tanya dokter.
"Iya...."
"Ya itu obatnya: gendong!"
Ya, semalaman menggendong anak tentunya melelahkan. Harus masuk kerja pula pagi-pagi.
Nikmatilah! Tidak akan lama masa-masa ini Anda alami. Anda akan segera merindukannya ketika anak-anak besar
No comments:
Post a Comment