Sunday, May 24, 2015

Mengapa saya masuk ke dunia edukasi kesehatan masyarakat

Salah satu alasan yang membuat saya tertarik untuk masuk ke dunia edukasi konsumen kesehatan (dalam hal ini orangtua pasien) adalah: orangtua yang tidak paham dasar ilmu kesehatan anak berpotensi "menzalimi" anaknya. Lho kok bisa?
Bayangkan ketika anak demam tiga hari, disertai batuk-pilek, dan diagnosis sebenarnya adalah selesma (common cold), yang kita sepakati akan sembuh seiring waktu. Tapi orangtua yang panik, khawatir anaknya mengalami demam berdarah, lalu berinisiatif memeriksakan darah anaknya ke laboratorium, hasilnya? Anak harus ditusuk jarum, disakiti, padahal tidak seharusnya ia diperiksakan darahnya.
Contoh lain adalah salah satu orangtua, misalnya si ibu, sudah cukup paham dasar ilmu kesehatan anak, karena sudah ikut milis kesehatan semacamMilissehat Sehat (http://groups.yahoo.com/group/sehat), rajin bacawww.milissehat.web.id, dan pernah ikut Pesat LimabelasJakarta, sehingga tidak mudah panikan dan tahu kapan harus ke dokter. Tapi sang suami tidak paham hal ini. Tiap kali anak mereka sakit, si Ayah maunya anak cepat sembuh. Pokoknya bawa ke dokter, kasih obat, apapun, kalau perlu antibiotik (padahal bukan infeksi bakteri). Hasilnya? Anak harus mendapatkan obat-obatan yang tidak perlu dan berisiko efek samping serta resistensi antibiotik. Apa sebabnya? Ya semata-mata karena kekurangtahuan orangtua.
Belum paham tidak apa-apa. Yang penting mau tahu dan belajar terus. Agar tidak "menzalimi" anak-anak yang menjadi tanggung jawab kita.

No comments:

Vitamin Penambah Nafsu Makan

“Dok, anak saya susah makan. Ada vitamin penambah nafsu makan buat anak saya?” Ini adalah pertanyaan yang (sejujurnya) saya hindari. Kenapa?...