Campak, bukanlah penyakit ringan!
Dalam sepekan terakhir, saya merawat sekitar 5 anak dengan sakit campak. Semuanya dirawat di ruang isolasi, dengan demam, kesulitan makan (nafsu makan menurun), dan diare atau sesak napas (pneumonia). Semuanya dirawat sampai diare atau sesak membaik, dan nafsu makan membaik juga. Untunglah tidak satupun mengalami komplikasi berat seperti pneumonia yang membutuhkan ventilator, diare berat yang menyebabkan kehilangan elektrolit banyak sampai kejang, dan penurunan kesadaran seperti ensefalitis. Tetapi tetap saja campak atau morbili (measles/rubella) bukanlah penyakit yang menyenangkan. Anak mengalami demam, batuk, pilek, dan matanya merah selama 3-5 hari, lalu muncullah ruam yang makin banyak, secara bertahap dari atas (wajah) sampai bawah. Anak masih bisa mengalami demam sampai 3 hari setelah ruam timbul. Mayoritas anak tampak lesu, tidak mau makan, dan berisiko tinggi kekurangan cairan (dehidrasi).
Campak disebabkan oleh virus. Makanya tidak ada pengobatan khusus yang mampu mempercepat penyembuhan sakit ini. Daya tahan tubuhlah yang memulihkan dirinya, seiring waktu. Untuk itu, upaya terbaik adalah mencegahnya, dengan vaksin campak, yang sudah diberikan sejak puluhan tahun silam.
Ketika saya tanya, sekitar 4 dari 5 anak ini tidak diimunisasi campak saat berusia 9 bulan. Alasannya kebetulan bukan karena orangtuanya tidak mau memberikan imunisasi (anti-vaksin), tetapi anaknya selalu ada kendala seperti demam atau sakit lainnya, sehingga imunisasi tertunda, dan akhirnya terlewat. Campak memang salah satu vaksin yang sangat rentan terlewat, karena diberikan pada usia 9 bulan, setelah sebelumnya imunisasi terakhir adalah DPT di usia 4 atau 6 bulan. Di sisi lain, sakit ringan seperti batuk-pilek dan diare sebenarnya bukan halangan imunisasi, tetapi masih banyak orangtua yang belum paham hal ini.
Satu orang anak sudah diimunisasi, tetapi tetap sakit, karena ia sudah masuk usia pengulangan, tetapi belum dikerjakan. Ingat, vaksin campak diulang pada usia 2 tahun, dan 5-6 tahun.
Bukankah semua anak akan mengalami campak? Anak saya sudah diimunisasi campak, tetapI tetap sakit juga. Mengapa tetap harus diimunisasi?
Pertanyaan-pertanyaan di atas sering sekali ditanyakan. Apa jawabannya? Campak adalah penyakit yang jarang dialami anak. Demam dengan ruam yang paling sering dialami adalah roseola, lalu diikuti rubella. Apa bedanya? Pernah saya bahas beberapa waktu lalu. Maka imunisasi campak dan MMR, sangatlah penting.
Beberapa waktu lalu, saya juga pernah posting bahwa campak adalah penyakit yang sangat ditakuti oleh orang-orang asing sejak puluhan tahun lalu. Ya, karena campak sudah memakan banyak korban nyawa. Ketika seseorang dinyatakan campak, maka ia harus diisolasi tidak berinteraksi dengan orang-orang lain sampai 4 hari sejak ruam muncul, agar tidak menular, dan virus diberi kesempatan terus berputar, sampai terjadi wabah.
Vaksin campak dan MMR terbukti berbahaya dan menyebabkan autisme?
Hehe, hoax ini sudah sering sekali dibahas. Kesimpulannya: ya tidak ada hubungan. Vaksin campak dan MMR sangat aman, efektif, dan tentunya tidak menyebabkan autisme :-)
3 comments:
Assalamualaikum...
Dok,saya menemukan ada benjolan sebesar kelereng di dekat ketiak kanan anak sy (usia 4 bln).
Waktu saya googling, ada bbrp kasus yg bilang ini efek vaksin BCG. Apakah ini berbahaya Dok?
Trimakasih...
Dok, jadi untuk usia 9 bulan lebih baik vaksin campak saja atau MR dok? atau nanti saja umur 18 bulan vaksin MMR sekalian?
Terima kasih sebelumnya dok.
Salam,
Melita
Mau tanya dok,anak saya umur 16 bulan setiap hari dia BAB s3banyak 3-4 kali sehari normalkah keadaannya itu?terimakasih sebelumnya
Post a Comment