Posts

Showing posts from February, 2005

Harokah Jihad Islam: Muqoddimah Surat Al-Anfaal dalam Fi Dzilalil Qur’an

Kebetulan menemukan buku cetakan lama milik kakak kelasku ini. Sebuah buku tanpa nama penerbit, dan penerjemah yang nama-namanya diawali dengan “Abu”. Khas buku-buku pergerakan Islam yang diterbitkan di era orde baru. Tapi kini tulisan-tulisan Sayyid Quthb mudah kita dapatkan di toko-toko buku. Apalagi setelah GIP dan Robbani Press menerjemahkan jilid-jilid Tafsir Fi Dzilali Qur’an. Muqoddimah alias pengantar (baru sekedar pengantar lho!) Surat Al-Anfaal setebal 210 halaman ini banyak menekankan bahwa jihad Islam adalah masalah akidah. Antara lain Asy-Syahid menerangkan fase-fase jihad Islam yang terbagi atas beberapa tahapan, mengutip Ibnul Qoyyim dalam “Zaadul Ma’ad”-nya, yakni mulai Rasulullah saw. diangkat menjadi nabi sampai menjadi Rasul, kemudian berda’wah selama 13 tahun di Mekkah tanpa konfrontasi dengan orang-orang yang memerangi Islam, sampai hijrah ke Madinah, kemudian turun perintah diizinkannya berperang. Hingga perintah memerangi orang-orang musyrik “hattaa yakuunaddiinu

LKC: Layanan Kesehatan… CUMA-CUMA (satu-satunya dan pertama di Indonesia)

Bagi yang pernah membaca catatan perjalananku selama di Aceh, setidaknya mengetahui bahwa aku bekerja di lembaga ini: Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhu’afa Republika. Salah satu ‘sayap’ DD yang khusus menangani pasien dari kaum dhu’afa alias tidak mampu atau keluarga miskin (gakin), secara cuma-cuma alias gratis atau tanpa dipungut biaya sepeser pun. Aku memang baru bergabung dengan lembaga yang bermarkas di Ciputat Mega Mal ini sekitar 3 bulan. Namun ada beberapa kisah pasien dhu’afa yang ingin kubagi. Setidaknya di sinilah aku mendapatkan gambaran masyarakat kita yang memang benar-benar dhu’afa. Jika selama masa pendidikanku di RSCM, RS Persahabatan, atau RSU Tangerang aku menemui pasien yang berasal dari golongan ekonomi kurang mampu berobat, meraka harus mengeluarkan biaya dari kocek sendiri, hingga akhirnya tidak mampu menuntaskan masa perawatan karena ketiadaan biaya, dan minta ‘pulang paksa’. Inilah gambaran masyarakat miskin kita: Seringkali mereka berobat jika meman