Posts

Showing posts from January, 2021

Vitamin Penambah Nafsu Makan

Image
“Dok, anak saya susah makan. Ada vitamin penambah nafsu makan buat anak saya?” Ini adalah pertanyaan yang (sejujurnya) saya hindari. Kenapa? Karena memang nggak ada yang namanya “vitamin penambah nafsu makan”. Anak-anak yang susah makan ya dievaluasi dan dianalisis: kenapa susah makan? Jadi harus BERPIKIR. Silakan tanya kepada para konsultan nutrisi anak, tidak ada yang meresepkan “vitamin” penambah nafsu makan. Tapi kalau mau tetap dikasih “resep” untuk penambah nafsu makan anak, boleh juga. Ini saya kasih. Resepnya dari guru saya, dr. Purnamawati, Sp.A(K): 1. Lapar. 2. Enak. Iya, supaya anak mau makan dan nafsunya tinggi, maka berikan makan ketika ia lapar, dan makanannya harus enak! Setuju kan? Ini pun sejalan dengan Sunnah Rasulullah.  Makanya dalam konsep “properly fed” dalam pemberian MPASI dari WHO, bayi/anak harus dikenalkan rasa lapar dan kenyang sesuai prinsip  #responsivefeeding .  Makanan juga harus enak. Enak menurut si bayi/anak lho ya. Kadang sang pembuat masakan sudah m

Vaksin Bikin Autis?

Image
Hoax lama bersemi kembali. Pesan berantai “Vaksin Penyebab Autis” ini berulang kali muncul. Membaca sekilas pesannya, ternyata sama persis dengan “broadcast” bertahun-tahun lalu yang sudah saya tanggapi. Ternyata pesan dengan narasi hoaks ini terus berputar-putar di masyarakat, dan selalu ada yang baru pertama kali membacanya. Diawali dengan kalimat “Buat para Pasangan MUDA. Oom dan Tante yg punya keponakan... atau bahkan calon ibu ... perlu nih dibaca ttg autisme..“ Bla bla bla dst. Benarkah pesan yang terkandung di dalamnya? Singkat saja tanggapan saya: tidak benar. Vaksin tidak menyebabkan autisme. Tidak ada hubungan antara vaksin MR/MMR dengan autisme. Silakan geser semua gambar di feed ini agar lebih jelas. Karena terlalu banyak kalimat tanggapan saya, maka semua sudah terangkum di buku saya yang insya Allah akan tersedia pekan depan “Yakin Dengan Vaksin dan Imunisasi?”.  @tirtoid  juga sudah merangkum tanggapan saya dalam bentuk infografis menarik. Mari cerdaskan diri dari banyak

Bayi Mulai Susah Makan? Bayangkan: Seandainya Kita Menjadi Dia, Mengapa Mulai Susah Makan?

Image
Kapan bayi mulai susah makan? Padahal awal awal  #MPASI masih semangat makannya. Disuguhkan apa saja mau. Biasanya, pada usia 8-10 bulan, mulailah si bayi susah makan. Alias tidak makan seperti biasanya. Entah porsi makannya yang berkurang, hanya beberapa suap saja. Atau makannya tidak semangat, jadi sering diemut. Atau tidak mau makan nasi. Maunya makan “cemilan”. Padahal karbohidrat kan nggak melulu nasi ya? Hehe. Susah makan saya amati ada 2: pada anak sakit, dan anak sehat. Anak sakit wajar saja makannya susah. Tapi begitu sehat, nafsu makan kembali seperti semula. Tapi kalau anak sehat, kok bisa susah makan ya? Perlu ke dokter? Jawabannya: pada sebagian besar kasus, tidak perlu. Maka amati bagaimana pertumbuhannya di  #grafikpertumbuhan  alias  #growthchart . Kalau masih bagus, anak masih tumbuh, meskipun  #pickyeater , maka tidak perlu khawatir. Tapi tetap ANALISIS: kenapa anaknya jadi picky eater. Pastinya bukan karena tumbuh gigi lho ya. Pahami juga prinsip responsive feeding W

Wajarkah Bercak Merah yang Kadang Dijumpai di Popok Bayi?

Image
Pernah menjumpai bercak kemerahan, cenderung berwarna oranye (merah-)?bata) di popok bayi Anda? Bahkan muncul berulang kali! 😱 Normalkah hal ini? Darah? Atau infeksi saluran kemih (ISK)? (sekarang sedikit2 ISK, sedikit2 ISK 😓). Mayoritas kondisi ini ternyata masih wajar. Yaitu adanya urate crystal (kristal urat) di dalam air seni (urin) bayi, dan ketika bersentuhan dengan diaper, terjadilah reaksi kimia yang membuat munculnya warna oranye/merah bata (brick strain). Kondisi ini memang cukup sering terjadi pada bayi baru lahir (newborn), khususnya pada beberapa minggu pertama, ketika konsentrasi urin bayi masih cukup pekat, ditambah produksi ASI yang masih sedikit, sehingga bayi relatif “dehidrasi”, menambah pekatnya warna urin. Kondisi ini bisa baru muncul, atau muncul kembali beberapa bulan sesudahnya. Tentunya masih dalam usia bayi. Salah satu metabolit tubuh adalah asam urat, dan ketika disaring di ginjal, maka Urin yang mengandung asam urat (dalam bentuk kristal) sangatlah wajar.

Apakah Bentuk "O" pada Kaki Anak Batita Wajar, atau Merupakan Kelainan?

Image
“Dok, anakku baru berusia 2 tahun. Ia sudah bisa jalan sejak usianya 12 bulan. Tapi kok jalannya “ngangkang” ya? Bentuknya seperti huruf “O” ketika berdiri. Normal nggak ya? Aku takut ini penyakit “kaki O”. Atau karena dulu waktu bayi nggak dibedong? Kan kata dokter, bayi nggak perlu dibedong?” 😅 Pertanyaan ini cukup sering. Setelah saya amati, kebanyakan masuk kategori “physiologic bowed leg”. Alias: kaki “bowed” (melengkung/seperti busur/O) yang fisiologis, alias wajar. Dan seiring waktu, akan menghilang, biasanya sampai berusia 3-4 tahun. Sesudahnya, anak balita berjalan tidak tampak “mengangkang” atau makin berkurang bentuk “O”-nya. Saya yakin banyak orangtua di sini punya pengalaman serupa. Kadang ketika melepas diaper pun terlihat bedanya. Apalagi ketika diaper penuh dan anak batita berjalan dengan santainya. Ia tampak mengangkang cara berjalannya 😁 Lalu, kapan harus khawatir? Ketika bentuk “O” ini tidak wajar. Yaitu ketika dicurigai penyakit bernama “rickets” yang berhubungan

Apakah Bayi ASI Eksklusif Bisa Gagal Tumbuh?

Image
Pernah punya pengalaman mendapatkan bayi yang pertumbuhannya tidak baik? Padahal sang Ibu merasa ASI-nya cukup. Pipis bayi banyak. Bayi juga tampak puas saja. Tidak rewel. Tapi dokter bilang, beratnya kurang. Aduh, gimana ya? Nanti malah disuruh minum susu formula.. Pertama, bayi bisa mengalami gagal tumbuh atau failure to thrive (ada juga yang menyebutnya weight/growth faltering), dan sayangnya sang ibu tidak menyadarinya sedini mungkin. Ya, saya mengamati beberapa Ibu merasa sudah memberikan ASInya dengan baik, dan tentunya ASI terus diproduksi, tetapi ternyata berat badan bayinya tidak naik dalam satu bulan pertama (bahkan lebih), atau malahan turun dari berat lahir. Apakah ASInya yang “salah”? Atau ibunya yang salah? Saya tidak mau menggunakan kata salah. Ternyata pengetahuan ibunya yang kurang dalam memahami manajemen laktasi, dan tidak memantau berat dan panjang badan bayi si kurva pertumbuhan. Jadi ada dua hal penting di sini: manajemen laktasi, dan pemantauan tumbuh-kembang sej