Posts

Showing posts from January, 2018

Mengenal Japanese encephalitis

Image
Lagi rame penyakit Japanese encephalitis (JE) ya? Perlukah kita mendapatkan vaksinnya? Prinsip pertama bagi seorang dokter, menurut saya, adalah JUJUR. Jadi menyampaikan informasi tentang suatu kondisi haruslah utuh. Misalnya saja tentang penyakit JE. Permintaan vaksin ini sepertinya sedang meningkat. Apakah masyarakat sudah utuh pemahamannya tentang penyakit ini? Penyedia layanan vaksinasi pun harus utuh memberikan informasi tentang penyakit ini. Jadi kesannya tidak sekedar “jualan” vaksin saja. Membaca jadwal imunisasi IDAI 2017 (seperti di gambar) termasuk keterangannya ya. Di situ tertera jelas bagi siapa vaksin JE diberikan. Mengenal Japanese encephalitis Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dikabarkan meninggal dalam keadaan mengenaskan akibat virus bernama Japanese encephalitis (JE). Sebelum menghembuskan napas terakhir, anak ini mengalami perburukan kondisi yang cukup cepat, kejang, dan mengeluarkan darah dari mulut dan hidung. Pesan singkat yang berisi kisah tragis ini menye

Kalau bayi hidungnya mampet, boleh nggak ya disedot pakai mulut orangtuanya?

Image
Tanggapan pertama saya biasanya: idih, jorok! Hehe 😀 Iya kan, bayangkan aja, ingus si bayi dihisap oleh mulut bapak atau ibunya. Di ingus anak banyak kumannya. Di mulut orangtuanya banyak kumannya. Saya sih nggak pernah melakukan hal serupa pada ketiga anak saya. Tapi kan kasihan, Dok. Anaknya susah napas. Rewel. Nangis aja semalaman. Masa dibiarkan aja? Begitu biasanya tanggapan para orangtua. Saya jadi ingat perkataan guru saya yang kurang lebih: "nggak ada bayi sampai meninggal gara-gara hidungnya mampet!" Iya, bener juga. Meskipun kedua lubang hidung tersumbat sempurna, bayi akan bernapas lewat mulut. Oksigen tetap masuk ke paru-paru. Lalu saya menambahkan: "yang ada adalah anak meninggal karena paru-parunya yang mampet". Alias pneumonia (radang paru-paru, pernah saya jelaskan di tulisan yang lain). Lalu bagaimana mengatasi hidung tersumbat akibat pilek pada bayi? Kalau disedot dengan alat seperti pada gambar, bagaimana? Ada beberapa alat penyedot/pengisap lend

Mengapa saya menolak puyer racikan

Image
“Ooh my God... divided by eyes?” Kalimat ini selalu saya ingat. Guru saya menceritakan pengalamannya sekitar satu dekade lalu, ketika kawannya dari Australia melihat proses pembuatan puyer di sini. Ya, satu kertas putih berisi campuran berbagai macam obat, di antara jejeran kertas-kertas puyer lainnya, yang dibagi-bagi (harapannya) dengan jumlah sama rata (yakin? 😅), antar satu kertas dengan kertas lainnya. Yakin dosisnya sama antar bungkusan? Pembaginya adalah mata manusia yang timbangan khusus miligram. Lalu, kira-kira apa penyakit yang butuh satu sediaan campuran alias racikan seperti ini? Apa penyakit anak yang sering diresepkan puyer? Batuk pilek alias common cold? Kan nggak ada obatnya. Diare? Lagi-lagi obatnya oralit dan zinc yang sudah ada sediaan sirupnya. “Radang tenggorokan”? Kan sudah dijelaskan juga, ini diagnosis tidak jelas. Kejang demam? Butuh obat penurun panas? Kalaupun butuh parasetamol, kan sudah ada sediaan sirup atau drops-nya. Antibiotik? Ada sirupnya juga. Lalu

Apakah sabun antiseptik lebih baik dibandingkan sabun biasa?

Image
“Hati-hati main di lantai, Nak. Banyak bakteri berbahaya yang bisa buat sakit.” Sang Ibu mengingatkan putranya yang berusia 5 tahun. Sepertinya pesan yang disampaikan berulang kali oleh iklan sudah merasuk mantap ke dalam konsep berpikirnya. Bakteri itu berbahaya, dan bisa buat sakit. “Nanti cuci tangan pakai sabun antiseptik ya.” Ibunya menambahkan. Di tempat lain. “Sabun hebat melindungi dari kuman yang kuat. Sebelum antibiotik, bantu cegah dengan sabun antiseptik.” Sayup-sayup terdengar suara ini dari televisi. Sambil mengiris bawang di dapur, Ibu mendengarkan pesan komersial ini berulang kali. Ia juga teringat iklan yang lain. Anak-anak berisiko terpapar dengan berbagai kuman pembuat sakit berhari-hari. Di tubuh, di tangan, penuh dengan berbagai kuman termasuk bakteri yang dikesankan sebagai tokoh jahat. Maka sabun antiseptik mampu mencegah berbagai risiko penyakit ini. Masalahnya adalah: benarkah fakta ini? Benarkah sabun antiseptik yang digunakan sehari-hari untuk mandi atau menc

Infeksi Virus atau Bakteri?

Image
Dua hari ini si kecil demam. Suhunya 39 derajat selsius, dan hidungnya mampet. Hampir sepanjang hari ia batuk. Ibu membawanya ke dokter dan mendapatkan obat. Ternyata salah satunya antibiotik. Haruskah diminum?  Masih ingat kapan pertama kali anak Anda mengalami demam? Saat masih bayi? Apa perasaan Anda saat itu? Panik, bingung, atau tetap tenang sambil berpikir langkah pertama yang harus dilakukan?  Sebagian dari Anda mungkin pergi ke dokter dan mendapatkan penjelasan sakitnya disebabkan oleh infeksi. Apakah infeksi itu? Yaitu masuknya kuman ke dalam tubuh, dan bisa menimbulkan sakit atau tidak. Tergantung dari daya tahan tubuh. Kuman atau mikroorganisme berukuran sangat kecil dan tidak dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi justru merupakan penghuni terbesar alam semesta ini. Jenisnya be rmacam-macam , tetapi yang paling sering menyebabkan penyakit pada manusia adalah virus dan bakteri. Bagaimana membedakan keduanya? Pertama, kita harus mengenali apakah virus dan bakteri itu. Bakt

Apa sebenarnya “RUM” itu?

Image
"Dok, minta rekomendasi dokter yang RUM dong!"  Tidak jarang saya dimintai jawaban atas permintaan di atas. Memangnya apa definisi RUM? Idealis? Tidak pelit bicara? Tidak gampang kasih obat? Atau baik hati dan tidak sombong? Rational use of medicine yang biasa disingkat RUM adalah terminologi yang dibuat oleh WHO sejak tahun 1985 dan mencakup definisi: - pasien mendapatkan medikasi (tidak saya bilang obat ya, supaya kesannya ke dokter tidak harus pulang bawa obat) sesuai kebutuhan klinis alias diagnosisnya - dosisnya sesuai kondisi individual - lama pengobatan harus tepat - biayanya paling murah! Yuk kita kupas satu-satu, secara singkat saja Definisi pertama mengharuskan kesesuaian antara DIAGNOSIS dan terapi. Artinya, kalau berobat dan dapat terapi, ya harus sesuai. Jangan sampai diagnosisnya A, dapat terapinya B. Makanya, biasakan bertanya ke dokter: apa diagnosisnya, ketika mendapat obat atau terapi lain. Kebiasaan ini juga membuat konsumen kesehatan bisa belajar lebih lan

Me ngom pol pada remaja, Wajarkah?

Image
Sampai kapan dianggap wajar? Mengapa anak mengompol? Bagaimana mengatasinya? Mengompol (bedwetting/nocturnal enuresis) masih dianggap wajar sampai anak berusia 7 tahun. Meskipun sejak usia 1 tahun, anak sudah dapat dibiasakan untuk tidak mengompol. Apakah wajar ketika seorang anak misalnya saat ini sudah berusia 11 tahun dan mengompolnya berlangsung sejak bayi dan belum pernah bisa dihentikan (primer), atau sudah pernah selama minimal 6 bulan tidak mengompol, lalu kembali mengompol (sekunder)? Terlepas dari kedua hal ini, ternyata 1 dari 100 remaja masih mengompol, dan harus dicaritahu apa penyebabnya, agar dapat dberikan solusinya.   - Gangguan hormonal, yaitu kekurangan hormon antidiuretik (antidiuretic hormone atau ADH) dapat menyebabkan produksi urin yang berlebih di malam hari, termasuk saat tidur, dan menjadi mengompol.   - Gangguan di kandung kemih (buli-buli), yaitu kontraksi (gerakan mengencangkan) otot kandung kemih yang berlebihan dapat menyebabkan organ ini tidak bisa menam

Tiga Kecerewetan Saya

Image
Ada 3 hal yang sering saya komentari dari Ibu-ibu yang kontrol bawa bayinya untuk kunjungan pertama pasca lahiran: 1. "Kenapa bayinya pakai gurita*? Ibu, sekarang tahun 2017, bukan tahun 1977. Bayi jaman sekarang udah nggak pakai gurita lagi...." Biasanya si Ibu senyum-senyum aja, trus lilitan kain yang rapat menyelubungi seluruh dada dan perut bayi itu dibuka, supaya saya bisa periksa bayinya. Ada juga ibu yang nyeletuk: disuruh sama ibu saya (baca: nenek si bayi). Atau: biar hangat, Dok, dan nggak kembung perutnya, atau semacamnya. Saya lagi-lagi harus meluruskan mitos "perut kembung" pada bayi. 2. "Bedaknya cemong amat, Bu."  Ini juga biasanya ditanggapi dengan senyum si Ibu. "Nggak usah pakai bedak ya, Bu. Apalagi sampai kebanyakan gini. Tebell benerr," lanjut saya sambil menunjukkan kepulan bedak di sekujur punggung, dada, dan perut bayi, sampai daerah lipat paha dan bokong. Biasanya ketahuan setelah guritanya dibuka. Kasihan bayinya, dalam

Bayi dalam kandungan itu ya pasti minum air ketuban

Image
Bayi dalam kandungan itu ya pasti minum air ketuban Hayo ibu-ibu, saya mau tanya. Siapa yang bayinya dulu "minum air ketuban"? Ya, Ibu yang di sebelah situ angkat tangan. Bayinya katanya minum air ketuban ya? Jadinya lahirnya nggak nangis, biru, trus akhirnya dirawat. Alhamdulillah sekarang sudah sehat ya bayinya, Bu. Nah, Ibu yang di situ juga ngacung. Katanya bayinya juga dulu minum air ketuban, trus nggak dibersihkan ya napasnya pas baru lahir? Makanya sekarang napasnya sering bunyi grok-grok. Hayo, ibu-ibu yang lain nggak pada angkat tangan. Bayinya sekarang baik baik aja kok. Berarti nggak pada minum air ketuban ya? Hehe. Ibu-ibu, coba saya tanya. Waktu dalam kandungan dulu, bayi adanya di dalam rahim kan? Dikelilingi oleh air ketuban, berada di dalam kantong amnion. Air ketuban ini nama lainnya cairan amnion. Nah, apa salah satu aktivitas janin dalam kandungan? Coba baca gambar dari babycenter di bawah: "your baby regularly swallows amniotic fluid...". Iya, be

Memangnya bayi harus pakai minyak telon?

Image
"Bu, bayinya pakai minyak telon ya?" tanya saya, menunjuk pada kulit dada, perut, dan punggung yang kering. Bayi di hadapan saya ini umurnya 2 bulan. Tampak aktif. Datang untuk kunjungan imunisasi. "Iya," jawab si Ibu.  "Kenapa pakai minyak telon?" tanya saya lagi. "Supaya hangat. Dan nggak kembung," jawabnya. (Saya mau nambahin jawaban lagi: disuruh neneknya. Tapi nggak tega. Sudah cukup lah, saya "dimusuhi" para nenek :-D ) Biasanya saya akan mengembalikan lagi pertanyaannya: memangnya kalau nggak dikasih minya telon, bakalan kembung? Kalau nggak dikasih minyak telon, nanti kedinginan? Atau alasan lain seperti: enak Dok, baunya. Bau bayi... Penggunaan minyak pada bayi, sejak bayi baru lahir bahkan, memang adalah tradisi. Pemberian minyak telon, dan sebagian kecil lainnya minyak kayu putih, adalah kebiasaan yang sudah turun temurun dilakukan pada bayi-bayi kita. Rasanya kurang lengkap jika tidak memberikan minyak telon setelah bayi dim

The “Last Wish” Project

Image
Apabila Anda ditanya: “if you knew that you’re going to die tomorrow, what would be your last wish”? Saya yakin Anda akan menjawab: banyak beristighfar, berdoa agar mendapatkan husnul khotimah, meminta maaf pada semua orang, melunasi hutang-hutang, dan senantiasa berzikir. Sebenarnya jawabannya kurang tepat, karena yang ditanya adalah “apa harapan terakhir”. Bagaimana jika yang ditanya adalah seorang anak berusia 3 tahun dengan leukemia akut yang tak respon dengan kemoterapi berulang? Ia sudah menghabiskan berbulan-bulan waktunya di RS, dengan pengambilan darah berulang, rambut rontok, mual dan muntah tak terhitung, dan mulai terbiasa dengan rasa nyeri. Jawabannya adalah: ingin pergi ke Taman Mini Indonesia Indah. Sepupunya mengatakan TMII adalah tempat hiburan menyenangkan, sedangkan ia belum pernah mengunjunginya, karena ia tinggal selama ini di pelosok Banten dan berada di Jakarta karena dirujuk untuk keperluan kemoterapi. Lalu apa jawaban seorang anak 5 tahun dengan tumor otak yang