Sunday, May 19, 2019

Sariawan itu obatnya apa? Nistatin? Emangnya #sariawan itu penyakit akibat infeksi #jamur? Kan nistatin obat jamur. Bener nggak sih?

Ternyata tidak pada sebagian besar kasus. Infeksi jamur penyebab sariawan terjadi pada anak-anak dengan daya tahan tubuh menurun, seperti mereka yang sakit leukemia (kanker sel darah putih) dan mendapatkan kemoterapi. Atau anak-anak dengan HIV/AIDS. Kecuali bayi baru lahir sampai usia sekitar 1-2 bulan, kadang kena oral thrush akibat infeksi jamur #Candida, dan ini kondisi yang seringkali nggak butuh #antijamur juga, akan sembuh sendiri, mengingat kondisi sistem imun bayi yang sedang berkembang. Tapi bedakan juga lho ya, dengan bekas susu/ASI di rongga mulut bayi. Bekas susu mudah dibersihkan, sedangkan #oralthrush sulit.

Lalu apa penyebab tersering sariawan pada anak?

Seperti yang ada di foto-foto, secara umum sariawan atau stomatitis (sores) dibagi 3: cold #sores, canker sores, dan herpangina. Letak #coldsores biasanya di bibir dan gusi, mengumpul, dan kadang luka/koreng jika akan membaik. Penyebabnya adalah virus herpes simpleks (HSV). Sembuh sendiri dalam 3-4 minggu. Canker sores lokasinya lebih ke dalam lagi, bukan di permukaan bibir, tapi di pangkal bibir dekat gusi, dan bisa sampai ke langit-langit. bentuknya bisa lebih putih, yang kadang dipikirkan sebagai infeksi jamur, padahal bukan. Penyebab canker sores lebih variatif dan belum jelas benar, bisa karena trauma gigitan, pasta gigi, kekurangan vitamin B12/asam folat/seng/besi, hipersensitif terhadap makanan tertentu, kebersihan mulut, stres psikologis, sampai "bakat" alias keturunan (ada kaitannya dengan sistem imun juga).




Ada lagi #herpangina. Salah satu sariawan yang paling sering pada anak balita, dan penyebabnya sama dengan #HFMD. Seperti yang bisa dilihat di gambar, sariawan ini bentuknya kecil-kecil dengan diameter sekitar 2-3 mm, gejala awalnya bisa berupa demam, sakit tenggorok, dan anak tidak mau makan. Lalu muncullah sariawan yang cukup menyakitkan rasanya ini. Makin susah makan deh si anak.



Penyebabnya adalah infeksi virus #Coxsackie, bukan jamur atau virus herpes. Jadi obatnya ya bukan antijamur seperti nistatin. Obatnya apa? Satu: sabar 😅 Dua: gendong 😁 Nggak ada obat khususnya 😁 Nggak perlu antivirus, gom, albotil, gentian violet, dll. Mau kasih es krim ke anaknya? Boleh. Yang penting anak cukup cairan dan tidak dehidrasi.

Virus ini dan golongan  enterovirus lainnya juga menyebabkan HFMD yang dikenal juga sebagai "flu Singapur" (sudah pernah saya bahas ya...). Penularannya lewat percikan liur, tinja, dan kontak langsung dengan objek yang terpapar virus ini. Jelas okeh?

Pemberian minuman dingin, pokoknya yang adem-adem bisa membantu menyamankan (biasanya saya menyarankan anak mengemut es batu, atau sekalian saja makan es krim. Hmmm, enaakk). Yang penting: anak tidak boleh dehidrasi. Yang paling dikhawatirkan adalah kekurangan cairan. Jadi, perbanyak saja minum dan cairan.

Lidah putih pada bayi harus dikasih #antijamur?

"Dok, bayi saya lidahnya berwarna putih. Harus dibersihkan, tidak?" tanya seorang mahmud. Eh, mamah muda, maksudnya. Seorang Ibu beranak satu, tepatnya.

"Bayinya minum apa, Bu?" tanyaku.

"ASI eksklusif," jawabnya.

"ASI warnanya apa?" tanyaku lagi.

"Putih," jawabnya lagi.

"Jadi wajar nggak, kalau lidah bayi Ibu warnanya jadi putih?" tanyaku lagi dan lagi.

Si Ibu diem aja.

"Kalau lidahnya warna cokelat, atau stroberi, berarti ASI Ibu rasa..." sambungku.

Si Ibu diem aja, lagi.

"Dok, bayi saya lidahnya putih. Harus dibersihkan dengan kassa dan air putih ya, tiap habis minum? Bayi saya ASI eksklusif," seorang Ibu bertanya.

Nah... sebenarnya lidah berwarna putih, baik pada bayi yang hanya dapat ASI eksklusif, atau dengan susu formula, haruskah dibersihkan tiap kali terlihat putih? Dengan kassa misalnya. Atau air putih? Bener nggak, kalau tidak dibersihkan nanti jadi infeksi jamur??

Ada yang namanya "thrush", yaitu infeksi #jamur Candida albicans di rongga mulut bayi, dan ada yang namanya bekas susu/ASI (milk residue/coating) di lidah bayi. Kedua hal ini sebaiknya bisa dibedakan oleh para Ibu, baik mahmud, maupun mamah-mamah yang nggak muda lagi 😅



Bekas susu biasanya hanya terdapat di lidah, berwarna putih, dan mudah dibersihkan dengan kassa. Tentunya ini berbeda sekali dengan #thrush yang sukar dibersihkan dengan kassa (tidak lepas), dan biasanya tidak hanya berlokasi di lidah saja, tetapi bisa menyebar sampai bibir, bagian dalam pipi, gusi, dan langit-langit. Jamur Candida sebenarnya penghuni normal rongga mulut (dan saluran cerna) kita, dan umumnya tidak berbahaya. Pada bayi yang sistem kekebalan tubuhnya sedang berkembang, jamur jadi lebih mudah berkembang biak. Pemberian obat antijamur seperti nistatin atau mikonazol dilakukan hanya jika bayi mengalami keluhan seperti minumnya berkurang karena nyeri akibat sariawan jamurnya. Artinya: TIDAK SEMUA lidah putih harus diobati, apalagi kalau ternyata hanya bekas susu saja.

Bagaimana cara mencegahnya? Beberapa upaya dan faktor risiko yang ada seperti:
- membersihkan botol susu sebaik mungkin
- bayi prematur lebih berisiko mengalami thrush
- bayi yang mengonsumsi antibiotik juga menyebabkan bakteri baik di rongga mulut berkurang, dan infeksi jamur meningkat
- infeksi jamur di payudara Ibu juga bisa pindah ke bayi saat menyusui

Terakhir, jadinya perlukah rutin membersihkan lidah bayi setelah menyusui, sekedar untuk menghilangkan bekas susu? Jawabannya ternyata tidak. Tiap menyusui kan aliran susu membersihkan bekas susu juga. Jadi tidak perlu memberikan air putih setelah menyusui.

Terbang bersama bayi dan balita, apa saja yang harus dipersiapkan?

Lebaran nanti mau mudik naik pesawat? Pertama kali pula membawa bayi! Apa yang dikhawatirkan ya? Gimana kalau nanti pas di dalam pesawat bayinya nangis kencang dan mengganggu penumpang lain? Kan dianjurkan menyusui untuk menurunkan tekanan di dalam rongga telinga tengah. Nah, kalau bayinya tidur gimana? Perlu nggak sih pakai penutup telinga alias ear muff? Ini beberapa pertanyaan yang sering diajukan orangtua. Bagaimana jawabannya?

Pesan awal: kita bisa saja menjadi orangtua yang membawa segerombolan bayi dan anak yang bisa rewel sewaktu-waktu, atau sebaliknya, mendapatkan penumpang di sebelah kita membawa bayi/anak yang menangis kencang. Maka, saling berempati ya.


Ketika pesawat lepas landas dan naik terus ke ketinggian, tekanan udara turun. Sebaliknya, ketika pesawat mendarat, tekanan udara naik, dan bisa menekan salah satu sisi gendang telinga, dan menyebabkan nyeri. Bayi kadang tiba-tiba menangis kencang ketika tekanan udara kabin meningkat saat pesawat akan mendarat. Tuba Eustachius, saluran yang menghubungkan saluran napas atas dengan bagian dalam telinga tengah, berupaya mengatur tekanan selama perbedaan ketinggian. Pada anak, bentuk saluran ini relatif lebih landai (dan akan meninggi seiring bertambahnya usia). Apabila bayi dan anak sedang pilek dan mengalami sumbatan lendir/ingus, maka lebih mudah tertekan dan nyeri. Saya jelaskan lebih lanjut di bab #otitismedia di buku #BertemanDenganDemam.

Apa yang bisa orangtua lakukan sebelum dan selama bayi dan anak di dalam pesawat?
- Banyak minum. Menelan membuka #tubaEustachius, sekaligus mencairkan lendir/ingus/dahak yang kental karena udara di dalam kabin yang kering. Bayi dan anak yang sedang sakit #selesma alias #commoncold berisiko lebih mengalami nyeri telinga. Pada bayi, khususnya yang masih mendapatkan ASI saja, upaya menelan dengan menyusui tentunya. Bagaimana kalau menggunakan susu formula dan botol? Siapkan satu botol berisi susu dengan beberapa disposable liners. Pada anak > 3 tahun, boleh mengunyah permen karet atau menghisap permen, atau makan apapun. Kita sebagai orang dewasa juga terbantu dengan menguap. 
- Tetap terjaga saat takeoff (lepas landas) dan landing (mendarat). Karena ketika tidur, upaya menelan dikhawatirkan berkurang, dan meningkatkan risiko nyeri telinga. 



Bagaimana kalau bayi menangis terus tanpa sebab jelas? Cari tahu dulu: takut mendengar suara mesin menderu? Lapar/haus? Popoknya basah? Silau karena window shade terbuka? Atau bosan? (Siap-siap siapkan #sabardangendong di dalam pesawat ya). Sabar juga kalau ada penumpang lain yang menatap sinis. Perangkat perang, eh, pengganti popok juga harus siap dan praktis digunakan. Di mana tempatnya? Paha papanya aja ya. Jangan lupa bawa mainan, buku cerita, atau apapun untuk mengalihkan perhatian anak yang mulai bosan.
.
Bagaimana dengan keamanan tempat duduk ber-seat belt? Kalau anak bayi kan biasanya hanya diberikan satu belt tambahan yang mengikat di pangkuan orangtuanya. Di Amerika misalnya, FAA (Federal Aviation Administration) punya child restraint system yang bentuknya mirip carseat. Tapi di Indonesia, sejauh yang saya amati, belum menggunakan ini (ada netizens yang punya pengalaman?)
.
Terakhir: perlukah penutup telinga? Dari beberapa bacaan yang saya dapatkan di kidshealth, healthychildren, dan webmd, tidak ada yang menyarankannya.
.
Jadi, selamat mudik dengan bayi dan bocils Anda ya. Have a safe flight!

Apakah Vaksin tak Berlabel Halal Sama dengan Haram?

 (tulisan ini pernah dimuat di Republika Online 30 Juli 2018) "Saya dan istri sudah sepakat sejak awal untuk tidak melakukan imunisasi...