Selepas lebaran, pulang dari mudik, bertemu dengan banyak
orang, anak-anak pun rentan jatuh sakit. Batuk-pilek menjadi penyakit langganan
pasca liburan. Awalnya sehat-sehat saja, bertemulah anak-anak dengan sepupu-sepupunya
atau orang dewasa yang sedang batuk-pilek. Sesampainya di rumah, gejala yang
muncul akibat tertular mulai tampak. Batuk grok-grok, terkadang sampai muntah,
hidung yang mampet atau bahkan meler, sampai gelisah dan sudah tidur yang
berlanjut susah makan, menjadi fakta yang harus dihadapi orangtua. Persis dengan
yang saya alami saat ini di rumah dan yang saya temui sehari-hari di ruang
praktik. Selamat datang di musim batuk-pilek!
Apa yang dilakukan kemudian menghadapi anak batuk-pilek? Anak-anak ini bisa jadi mengalami demam, rewel, kesulitan bernapas lega karena banyaknya ingus atau lendir, dan minta digendong terus. Orangtua yang baik ingin menghilangkan semua keluhan ini bukan? Berikan obat penurun panas, obat batuk-pilek, tetes hidung, diuap, dan digendong tentunya.
Dari semua pilihan yang ada, yang bisa saya lakukan adalah memberikan antipiretik bila demam dan... menggendongnya sampai tertidur. Bagaimana dengan terapi yang lain?
Ada beberapa fakta yang ingin saya sampaikan:
1. Batuk pilek alias common cold atau selesma adalah infeksi virus yang akan sembuh sendiri seiring waktu. Pilek dengan ingus yang berubah warna menjadi kuning-hijau-coklat adalah akibat bakteri normal saluran napas atas yang sama sekali tidak membutuhkan antibiotik. Batuk grok-grok hingga muntah tanpa disertai sesak napas juga tidak mengindikasikan pneumonia, sehingga lagi-lagi tidak membutuhkan antibiotik.
2. Tidak ada satupun obat pereda gejala batuk-pilek yang efektif untuk anak. Obat penekan refleks batuk seperti kodein dilarang digunakan, karena menghalangi keluarnya lendir yang berpotensi menyebabkan sesak napas. Obat pilek berisi pseudoefedrin berpotensi menyebabkan jantung berdebar-debar dan anak menjadi gelisah. Obat pengencer dahak semacam ambroksol atau bromheksin percuma saja diberikan, karena sekalipun dahak menjadi encer, anak di bawah 6 tahun umumnya belum bisa membuang dahak secara sengaja. Mereka akan menelan dahak atau kemudian memuntahkannya. Seringkali anak menjadi setelah muntah.
Badan pengawas obat di Amerika (FDA) menekankan penggunaan obat pereda gejala batuk-pilek harus sangat berhati-hati dan diijinkan khususnya di atas usia 6 tahun, meskipun anak usia ini juga tidak terlalu membutuhkan obat batuk-pilek.
3. Penggunaan obat tetes hidung untuk mengencerkan ingus boleh saja diberikan, meskipun tidak lama kemudian anak bisa kembali mampet, dan... tidak ada anak yang merasa nyaman ditetesi/disemprot hidungnya.
4. Tidak jarang anak batuk-pilek pergi ke dokter dan diuap (inhalasi). Niatnya untuk membantu mengencerkan dahak. Bisa jadi beberapa saat setelah diinhalasi, anak merasa nyaman. Tapi sesampainya di rumah, lendir kembali mengumpul dan batuk grok-grok terdengar nyaring. Apakah dengan demikian anak batuk-pilek harus diinhalasi sekian kali per hari. Fakta yang saya punya: terapi inhalasi ditujukan untuk serangan asma, bukan common cold. Saya juga berpendapat anak-anak yang diinhalasi mudah mengeluarkan dahaknya karena muntah akibat menangis ketakutan tidak suka mendengarkan suara bising mesin inhalasi dan asap yang dikeluarkannya. Jadi... buatlah anak menangis supaya muntah dan mengeluarkan dahaknya. Hehe...
Tidak ada anak yang meninggal karena common cold, karena sebanyak-banyaknya lendir, anak tidak sesak. Yang ada adalah anak meninggal karena pneumonia. Terapi pneumonia bukan diinhalasi, tetapi dirawat dan mendapatkan oksigen.
5. Boleh saja memberikan balsam untuk menghangatkan dada, air madu hangat, jeruk nipis atau ramuan rumahan lainnya. Semuanya membantu membuat anak nyaman, tetapi tidak menyembuhkan penyebabnya.
6. Antipiretik sejenis parasetamol sebenarnya lebih bertujuan membuat anak nyaman, bukan menurunkan suhu tubuhnya semata. Jadi jangan panik bila anak memuntahkan parasetamol setelah diberikan. Tubuh akan menurunkan sendiri suhu tubuh, karena punya termostat canggih.
Di balik semua ini, semua gejala yang ada tentunya Alloh ciptakan dengan tujuan. Demam timbul sebagai reaksi tubuh menghadapi infeksi virus agar tidak mudah berkembang biak. Bila saatnya turun, tubuh akan menurunkan sendiri suhunya. Demam baik kan?
Batuk bertujuan mengeluarkan dahak berisi kuman agar tidak menumpuk dan membuat sesak. Ingus berisi kuman yang seharusnya dikeluarkan tubuh juga. Muntah membuang bahan yang tidak seharusnya berada dalam tubuh. Segala sesuatu memang diadakan dengan tujuannya.
Bagi saya pribadi di ruang praktik, batuk-pilek termasuk penyakit yang paling sulit. Tidak jarang saya butuh 30 menit untuk meyakinkan orangtua bahwa common cold akan sembuh sendiri dan tidak butuh obat apapun. Batuk-pilek juga bisa berlangsung lebih dari 2 minggu, terutama bila ada orang lain di rumah yang sakit serupa. Ping-pong istilahnya. Kadang-kadang saya menangkap ekspresi kecewa di wajah orangtua. But the truth must be told. It's my opinion.
Kembali ke kenyataan, saya harus menghadapi si sulung yang batuk dan muntah berulang-ulang, sehingga asupannya sangat berkurang. But it's just a common cold anyway. It's self-limiting. Sembuh sendiri akhirnya, insyaAlloh. Dan... jangan lupa berdoa untuk kesembuhan anak kita. Kesembuhan hanya datang dari Sang Maha Penyembuh.
8 comments:
Salam kenal dok, terimakasih atas infonya, selepas lebaran kemarin anak saya jg terserang batuk pilek, meskipun tidak berat saya tetap khawatir, jadi saya bawa ke dokter umum yg ada di desa kami. Diberi obat antibiotik (cefadroxil), parasetamol dan puyer :)
alhamdulillah hanya parasetamol yg kami berikan kepada si kecil, puyer yg gak tau apa isinya yaa masuk tong sampah, hihihihihi..
sebagai orang tua kami mmg harus banyak belajar agar bisa memberikan pengobatan yg tepat bagi si kecil. keep sharing yaa dok :)
Salut dok.. semoga dokter2 lain gak sekadar jual obat di rumah sakitnya. Kami pasien juga terbuka pikirannya..
terimakasih informasinya, Dok...anak kedua saya ( 1 tahun 2 bulan) lagi demam batuk pilek muntah...akibatnya nafsu makan berkurang. Akan tetapi anak saya masih saja semangat beraktivitas, merangkak-belajar berdiri-berjalan dsb...
semoga seiring waktu anak saya sembuh tentunya saya bantu dengan asi dan do'a (cukup nggak ya?)
Mudah-mudahan Allah memberi kesembuhan.
Aamiin.
terimakasih informasinya, Dok...anak kedua saya ( 1 tahun 2 bulan) lagi demam batuk pilek muntah...akibatnya nafsu makan berkurang. Akan tetapi anak saya masih saja semangat beraktivitas, merangkak-belajar berdiri-berjalan dsb...
semoga seiring waktu anak saya sembuh tentunya saya bantu dengan asi dan do'a (cukup nggak ya?)
Mudah-mudahan Allah memberi kesembuhan.
Aamiin.
Dok,, anak saya udh 2 minggu ini batuk pilek,, batuk sih jrg,tp sekali batuk,, grok grok smpe kdg muntah,, nah 2 hari ini ingusny jd kental warna kuning, kr kr itu gmn dok penanganannya,, saya ketakutan karena kata org org itu udah bahaya klo sudah smpe kuning harus d bawa ke dokter di kasih antibiotik,tp anak ku gk demem dok,, dememnya awal awale dulu aja dok,
Anak ke 2 aku batuk,pilek, demam sdh sminggu, kalo batuk kadang ampe muntah. Kasian tdurnya terganggu. Dah di nebulizer 2x, obat batuk dari dokteradalh ventolin expectorant dosis 1/2 sdt. Sanmol drops +antibiotik. Tpi yg rutin aku kasi obat demam n obat batuk aja, antibiotik jarang2 aku kasi. Krn masih asi, aku bantu konsumsi obat herbal n berdoa smoga Allah swt sgra menyembuhkannya.
Tulisan lama tapi mkasih banyak, dok pencerahannya.
Anak saya juga batuk dok udah 3 mingguan tapi tidak panas... Kemarin saya periksakan ke puskes pas 2 minggu batuk.. dikasih puyer katanya ada antibiotiknya saya kasihkan dan luyan dok batuknya agak berkurang apakah saya harus periksakan lagi soalnya obatnya sudah hampir habis ...
Yah mau GK kyawatir y tetep khawatir dok ... Anak saya umur 3 Thun belum bisa ngelarin dahak kadang pas tidur ada suara kayak ngorok tapi anak saya Ndak sesak
Post a Comment