Tulisan ini khusus membahas kandungan vaksin Td seperti dalam gambar, yaitu yg isinya kombinasi antara vaksin tetanus dan vaksin difteri dalam satu sediaan. Adapun vaksin difteri tersedia dalam beberapa sediaan, seperti vaksin kombo DPT, DPT+Hib+HepB, DPaT, DPaT+Hib+polio, dll.
Saya jelaskan komposisi vaksin Td produksi salah satu BUMN kita: Bio Farma.
Secara umum, vaksin terdiri atas dua kandungan: bahan aktif dan bahan tambahan. Bahan aktif vaksin Td adalah: vaksin tetanus dan vaksin difteri. Tujuan bahan aktif tentunya menciptakan kekebalan terhadap penyakit tetanus dan difteri. Jadi orang yang mendapatkan imunisasi Td diharapkan tidak akan pernah mengalami sakit tetanus dan difteri sama sekali.
Bahan tambahan yang terkandung dalam vaksin Td sesuai informasi dalam kemasan adalah: aluminium fosfat dan timerosal. Apakah itu?
Sebelumnya saya jelaskan dulu bahwa kandungan aktif vaksin Td bukanlah bakteri tetanus dan difteri secara utuh, tetapi toksin (racun)nya, yaitu “toksoid difteri yang dimurnikan” dan “toksoid tetanus yang dimurnikan”. Penyakit tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani, dan penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Tepatnya: yang membuat penyakit pada tubuh manusia bukanlah bakterinya langsung, tetapi toksin (racun) yang dihasilkannya. Untuk itu, ilmuwan sejak abad ke-19 sudah mengembangkan vaksin difteri dan tetanus menggunakan toksin yang dilemahkan (toksoid), dan di awal abad ke-20 terciptalah vaksin difteri dan tetanus yang terbukti efektif dan menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia.
Apakah aluminium fosfat itu? Dengar kata aluminium, apa yang terlintas di pikiran Anda? Ya, bahan pembuat panci kok dimasukkan ke dalam tubuh manusia? 😅 Bahan ini adalah ajuvan vaksin, yaitu zat yang dapat meningkatkan respons imun tanpa harus menyuntikkan vaksin dalam volume banyak ke tubuh. Bayangkan saja, kok dosis vaksin difteri bayi dan dewasa yang disuntikkan ke tubuh sama-sama 0,5 ml saja? Ini karena adanya ajuvan. Dan tidak semua vaksin mengandung aluminium sebagai ajuvan, hanya beberapa saja. Aluminium sebagai ajuvan sudah digunakan selama 80 tahun terakhir dan terbukti aman. Di sisi lain, aluminium ternyata ada di mana-mana, dan merupakan unsur ketiga terbanyak di bumi! Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan menelan 10 miligram aluminium. Susu formula mengandung sampai 30 miligram aluminium. Aluminium dalam vaksin yang disuntikkan sampai bayi berusia 6 bulan sebanyak 4 miligram, jauh lebih sedikit daripada yang terkandung dalam ASI!
Jadi cukup jelas ya. Vaksin itu harus aman dan efektif (mencegah penyakit). Ajuvan menunjang efektivitas vaksin dalam membentuk respon imun, dan terbukti aman selama puluhan tahun.
Terakhir, kandungan timerosal yang dikenal sebagai merkuri atau raksa sebagai logam berat. Serem ya dengernya? Logam berat disuntikkan ke dalam tubuh! 😱
Timerosal dalam vaksin ini (tidak semua vaksin mengandung timerosal) berfungsi sebagai pengawet yang bermanfaat mencegah kontaminasi bakteri dan jamur. Satu botol/vial vaksin Td kan bisa diberikan untuk 10 orang (10 dosis), maka ketika jarum steril baru masuk menembus karet penutup botol vaksin, lebih dari sekali (ingat, jarumnya pasti selalu jarum baru sekali pakai yang dijamin steril), maka adanya risiko kontaminasi kuman sekecil apapun dari luar terkurangi dengan adanya timerosal dalam vaksin. Penggunaan timerosal sudah dilakukan selama puluhan tahun dan terbukti aman.
Tapi kan ini merkuri. Merkuri! Berbahaya lho... 🤔 Ada yang menghubungkannya dengan autis bahkan! 😓
Ternyata tidak, timerosal sudah dibuktikan tidak berhubungan dengan autism. Lalu ada lagi pembagian etil merkuri dan metil merkuri. Timerosal adalah etil merkuri yang berbeda dengan metil merkuri yang terdapat dalam ikan-ikan laut yang tercemar logam berat.
Selengkapnya tentang timerosal sudah saya bahas di fanpage @bukuprokontraimunisasi
2 comments:
Dokter anak saya 21bulan paska vaksin difteri demam smp 42' normalkah dan amankah untuk vaksin yg ke-2 dan ke-3??...
Pas baca alumunium sy ngakak bgt dok,, selera humornya tinggi nih dokter hhhee sangat membantu sekali tulisan2 dokter, terimakasih dokter apin
Post a Comment