Monday, January 29, 2018

Kalau bayi hidungnya mampet, boleh nggak ya disedot pakai mulut orangtuanya?


Tanggapan pertama saya biasanya: idih, jorok! Hehe 😀 Iya kan, bayangkan aja, ingus si bayi dihisap oleh mulut bapak atau ibunya. Di ingus anak banyak kumannya. Di mulut orangtuanya banyak kumannya. Saya sih nggak pernah melakukan hal serupa pada ketiga anak saya.

Tapi kan kasihan, Dok. Anaknya susah napas. Rewel. Nangis aja semalaman. Masa dibiarkan aja? Begitu biasanya tanggapan para orangtua. Saya jadi ingat perkataan guru saya yang kurang lebih: "nggak ada bayi sampai meninggal gara-gara hidungnya mampet!" Iya, bener juga. Meskipun kedua lubang hidung tersumbat sempurna, bayi akan bernapas lewat mulut. Oksigen tetap masuk ke paru-paru. Lalu saya menambahkan: "yang ada adalah anak meninggal karena paru-parunya yang mampet". Alias pneumonia (radang paru-paru, pernah saya jelaskan di tulisan yang lain).

Lalu bagaimana mengatasi hidung tersumbat akibat pilek pada bayi? Kalau disedot dengan alat seperti pada gambar, bagaimana?

Ada beberapa alat penyedot/pengisap lendir yang dijual di pasaran. Baik seperti pada gambar, atau suction bulb berupa balon kecil untuk mengisap ingus/lendir dari hidung. Sebenarnya bisa-bisa saja. Tapi anak belum tentu nyaman diperlakukan seperti ini. Kadang kalau anak berontak/tidak kooperatif, bisa menimbulkan gesekan dan luka di dinding dalam hidung. Niat awalnya baik, malah berisiko melukai anak.

Bagaimana dengan tetes hidung yang isinya garam fisiologis (NaCl0,9%)? Ada juga yang bentuknya semprot hidung. Lagi-lagi, bisa juga digunakan. Tapi kebanyakan bayi tidak nyaman dimasukkan cairan ke dalam hidungnya. Malah jadi nangis karena kesal/sebal. Niat awalnya baik, tapi belum tentu bayinya lebih nyaman.

Kalau diuap dengan air panas, kadang dicampur dengan minyak kayu putih, gimana? Pertama, belum tentu juga melegakan napas anak. Kedua, risiko tercebur ke dalam baskom air panas dan anak bisa luka bakar! Harus ekstra hati-hati dan tak boleh mengantuk karena semalaman tak tidur si kecil rewel.

Atau menggunakan balsem dan minyak telon untuk menghangatkan dada, boleh kan? Siapa tahu ingusnya jadi encer juga? Boleh saja, asal anak tidak alergi dengan bahan-bahan tersebut.

Diuap saja di tempat praktik dokter dengan alat inhalasi. Gimane? Hehe, nggak perlu serepot itu. Lagipula terapi inhalasi kan ditujukan untuk serangan asma (sudah beberapa kali saya bahas).

O iya, hampir lupa. Menyedot ingus menggunakan mulut orangtuanya juga meningkatkan risiko sakit jadi makin lama lho. Kok bisa? Ya, ketika ayah/ibu menyedot ingus anaknya, maka virus di saluran napas anak bisa pindah ke saluran napas orangtuanya, karena posisi mereka sangat berdekatan. Orangtua menghirup napas dekat saluran napas anak.belum lagi kalau si bayi bersin dan batuk. Awalnya orangtua belum sakit, akhirnya ketularan deh pilek dari anaknya. Seharusnya si anak saatnya pulih dengan sendirinya dari pileknya, tertular lagi dari orangtuanya yang baru kena pilek. Bolak-balik-bolak-balik-bolak-balik-dst. Ping pong! Nggak kelar kelar. Kita pahami bahwa yang membuat selesma seorang anak lama tak kunjung kelar ya ping pong ini.
Sekarang ngaku aja deh, siapa yang pernah melakukan hal serupa? Hehe 🙂

Terus apa dong?? Ini nggak boleh, itu nggak perlu! 

Sabar, sabar. Yang penting kita paham prinsip kapan bayi harus dibawa ke dokter? Yaitu ketika sesak napas, frekuensi napas lebih dari 60x/menit saat tenang, disertai tarikan di seluruh sela iga. Artinya sudah terjadi peradangan sampai jaringan paru (pneumonia). Bukan sekedar pilek meler selesma biasa.

Posisikan bayi dengan gendong tegak, supaya ingusnya turun ke bawah. Biasanya ditelan bayi tanpa kita lihat tentunya. Dan terus susui bayi agar tak dehidrasi. Ujung-ujungnya memang digendong juga. Hehe. Iya kan, terapi terbaik adalah SABAR dan GENDONG.

Cepat sehat ya yang bayinya lagi pada mampet hidungnya...

(Foto diambil dari http://asibayi.com/wp-content/uploads/2014/06/pigeon-tube-nasal-aspirator.jpg)



2 comments:

Unknown said...

dok.. beberapa hari kena selesma dihari ke 5 keluar cairan dari telinga. apa perlu antibiotik dok?

Amaliadwiputri said...

Dok, mau tanyaa . Kalo bayi udh di ddiagnosa pneumonia itu apa yg hrs dilakukan dok? Sampe udh dirawat.. Trus bisa sembuh total ga ?

Apakah Vaksin tak Berlabel Halal Sama dengan Haram?

 (tulisan ini pernah dimuat di Republika Online 30 Juli 2018) "Saya dan istri sudah sepakat sejak awal untuk tidak melakukan imunisasi...