Brrr.... Bayi itu tampak kaget. Kedua lengannya terangkat dan telapak tangannya terentang, diikuti ke kedua tungkai yang meregang. Kadang ia menangis sesudahnya, atau hanya bergetar badannya sesaat, lalu terdiam.
"Bayinya kedinginan. Ayo dibedong," ini biasanya tanggapan orangtuanya. Lalu terjadilah "tindak pembedongan" bayi yang sangat rapat, karena khawatir bayinya kedinginan. "Habisnya sering gemetaran, kan kasihan," begitu alasannya. Khususnya ketika kain bedong dibuka dan bayinya gemetaran.
"Bayinya kagetan ya?" atau ini tanggapan lainnya, menghadapi gerakan bayi di atas.
Jadi apa sebenarnya? Bayi gemetaran karena kedinginan? Atau kagetan? Atau apa?
Inilah yang namanya refleks #Moro. Refleks yang wajar dijumpai pada semua bayi baru lahir, dan umumnya menghilang seiring waktu di usianya yang 4 bulan. Tidak berhubungan dengan kedinginan atau kagetan. Banyak referensi tentang Moro refleks, salah satunya bisa baca di www.seattlechildrens.org/
Penting bagi orangtua untuk memahami hal ini, karena kekhawatiran yang salah, bisa mengantarkan pada tindakan yang tidak tepat. Bayi lalu dibedong dengan rapatnya, dari kepala sampai kaki. Padahal teknik pembedongan (swaddling) yang salah, berisiko mencederai bayi jadi displasia panggul (saya tak bahas di sini). Atau bayi dipakaikan pakaian terlalu tebal yang membuatnya jadi tidak nyaman, atau dipakaikan minyak telon secara rutin padahal kulitnya alergi.
Belajar yuk apa saja refleks normal pada bayi baru lahir ๐. Selengkapnya #seputarbayibarulahir ada di buku #BertemanDenganDemam.
#refleksMoro #Mororeflex #refleksbayibarulahir#bayi #newborn
No comments:
Post a Comment